PM Mahathir: Malaysia Belum Siap untuk Energi Nuklir
Hal ini menunjukkan bahwa dirinya memastikan Malaysia tidak memiliki pengetahuan yang cukup untuk mengembangkan sektor energi satu ini.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, MALAYSIA - Perdana Menteri (PM) Malaysia Mahathir Mohamad mengatakan negaranya tidak akan menbangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir sampai ada cara yang aman untuk membuang limbah radioaktif yang dihasilkan dari penggunaan energi itu.
Hal ini menunjukkan bahwa dirinya memastikan Malaysia tidak memiliki pengetahuan yang cukup untuk mengembangkan sektor energi satu ini.
Pernyataan tersebut disampaikan Mahathir kepada awak media usai acara dialog bersama komunitas bisnis Prancis di Malaysia, beberapa waktu lalu.
"Jika anda memiliki Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir, anda tentunya akan mengumpulkan limbah nuklir yang bersifat radioaktif. Dan sampai sekarang kami tidak tahu bagaimana cara menangani proses itu," ujar Mahathir.
Ketidakmampuan itu yang membuat Mahathir menyatakan bahwa negara yang dipimpinnya belum siap untuk menggunakan energi nuklir.
"Itulah sebabnya kami tidak dapat menggunakan bahan nuklir, karena dampaknya tetap bertahan selama jutaan tahun. Kami tidak ingin negara ini dipenuhi dengan limbah seperti itu di semua tempat dan mempengaruhi kondisi kesehatan masyarakat," jelas Mahathir.
Dikutip dari laman Bernama, Jumat (21/2/2020), selama berlangsungnya agenda dialog itu, dirinya ditanya mengenai visi Malaysia terkait sumber energi terbarukan.
Baca: Usai Minta Trump Mundur, Mahathir Mohammad Juga Diminta Mundur Oleh Netizen
Pertanyaan ini dilontarkan kepadanya pasca Menteri Energi, Sains, Teknologi, Lingkungan dan Perubahan Iklim Malaysia Yeo Bee Yin menjanjikan akan melakukan peningkatan penggunaan energi terbarukan menjadi 20 persen pada 2025 mendatang.
Mahathir menekankan bahwa Malaysia membutuhkan sumber energi terbarukan yang tidak berpolusi.
Menurutnya, saat ini negaranya tengah berupaya mengurangi penggunaan sumber energi tradisional seperti minyak, gas dan batubara untuk meminimalisir jumlah polusi udara.
"Kami mencoba menghasilkan lebih banyak daya melalui panel surya, ada kemungkinan kami juga akan mengeskpor energi bersih ke negara tetangga. Kami memiliki banyak ruang, bahkan dapat menggunakan laut untuk memasang lebih banyak panel (solar), jadi trennya mengarah ke sana," pungkas Mahathir.