Cerita Korban Penembakan Pria Berakhir Bunuh Diri di Jerman, Dia Menembak dan Pergi dengan Santai
"Bocah itu bicara padaku, Saudaraku aku tidak bisa merasakan lidahku, saya tidak bisa bernafas." "Saya bilang kepadanya, ucapkan kalimat syahadat,"
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Piter Minnemann dan teman-temannya sedang makan ketika mereka mendengar suara tembakan, di luar pintu kafe, Kota Hanau, Jerman.
Minnemann (18), ingat bahwa pizza pesanannya baru saja dihidangkan ketika tembakan pertama terdengar di Arena Bar.
Tempatnya saat itu, adalah target penembakan kedua oleh Tobias Rathjen (43), pelaku.
Tobias diketahui sebelumnya, memposting kata-kata kasar di websitenya.
Baca: Teroris yang Tembaki 9 Orang dan Ibunya di Jerman Percaya Teori Konspirasi dan Terobsesi Alien
Baca: Penembakan di Bar Shisha Di Jerman, Pelaku Ditemukan Tewas di Rumahnya
Dia menyerukan pemusnahan total pada ras dan budaya di sejumlah negara.
"Kami pikir itu adalah pistol kosong atau semacamnya."
"Kami tidak berfikir macam-macam," ujar Minnemann dilansir dari Time.
"Lalu pria itu masuk (kafe) dan menembak."
Tobias menembak dua orang sebelum masuk ke bar.
"Dia (Tobias) mengarahkan pistolnya tepat ke arah kami, dia melakukan penembakan pertama di kepala," tambahnya.
Seorang wanita hamil melompat keluar jendela, kisah Minneman.
Baca: Penembakan di Bar Shisha Di Jerman, Saksi Mata Ungkap Mendengar 6 Tembakan, Pelaku Usia 40-an
Baca: Penembakan di Jerman: Sembilan Orang Tewas Tertembak di Bar Shisha Kota Hanau
"Dia datang, menembak, mengosongkan pistolnya, keadaan seketika hening dan dia berjalan dengan biasa saja," kenangnya.
Selama penembakan berlangsung, Minneman mengaku menutup matanya.
"Saya membuka mata, dan sadar bahwa saya masih hidup, saya bahagia."
Dia langsung memeriksa teman di sebelahnya, beruntung temannya juga masih hidup.
"Ada lubang di tenggorokannya dan dia berkata saya telah dipukul, saya dipukul. Teman saya yang lain bahunya di pukul," bebernya.
Akibat penembakan massal itu, Minneman harus kehilangan empat atau lima teman dekatnya.
Dia juga bercerita tentang peristiwa mengerikan ini kepada The Asociated Press.
Pada Rabu (19/2/2020) malam waktu Jerman lalu, masyarakat berkumpul di depan lokasi penembakan untuk mengenang korban.
Baca: Fakta Baru Penembakan di Bar Shisa Kota Hanau, Jerman: 9 Orang Meninggal Dunia
Baca: Penembakan Massal di Hanau Jerman Tewaskan 8 Orang, 5 Orang Lainnya Luka-luka
Mereka membawa karangan bunga, foto korban, dan lilin pada peringatan duka ini.
Pria muda ini, mengaku masih tidak percaya dengan peristiwa yang baru saja ia alami.
"Saya masih tidak percaya, ini seolah-olah tidak terjadi tapi saat saya melihat orang-orang menangis, saya baru sadar bahwa peristiwa ini nyata," jelas Minnemann.
"Tapi aku tetap sulit percaya, karena hal ini terjadi di tempat aku dan semua orang, biasa bersantai setiap hari."
Dia sempat berpikir, kalau penembakan itu ulah sebuah geng.
Minneman mengingat kalau kala itu, ada 12 sampai 13 orang di dalam bar.
Banyak diantara mereka yang meninggal karena tertembus timah panas.
"Banyak orang lain meninggal, saya sangat beruntung," ungkapnya.
Saksi mata lainnya, mengatakan pada televisi Turki bahwa ia dan teman-temannya mendengar setidaknya lima atau enam bunyi tembakan dari luar.
Ini terjadi sebelum pelaku, Tobias yang bersenjata itu, masuk ke dalam bar.
"Dia menembak orang yang pertama dia lihat tepat di kepala. Pria itu jatuh ke lantai," jelas Muhammed Beyazkender.
Baca: Pelaku Penembakan di Jerman Rasis dan Anti Islam, Anggap Turki dan Israel Pantas Dihancurkan
Baca: Teroris yang Tembaki 9 Orang dan Ibunya di Jerman Percaya Teori Konspirasi dan Terobsesi Alien
Dia kini tengah menjalani perawatan, karena menderita luka-luka akibat peristiwa itu.
Beyazkender hanya bisa berbaring di ranjang rumah sakit, dengan bahu yang dibalut perban.
"Lalu dia menembaki kami semua. Saya tertembak di lengan ketika mencoba bersembunyi di balik dinding," ungkapnya.
Beyazkender mengatakan, saat itu dia berbaring di lantai tepat di atas seseorang.
Seseorang lainnya, juga berbaring di atasnya dan begitu seterusnya.
"Ada seorang anak di bawahku dengan lubang di tenggorokannya," katanya.
"Bocah itu bicara padaku, Saudaraku aku tidak bisa merasakan lidahku, saya tidak bisa bernafas."
"Saya bilang kepadanya, ucapkan kalimat syahadat," cerita Beyazkender.
Bocah laki-laki itu, lalu mengucap kalimat syahadat, dan meminta semua orang membacanya.
"Tidak ada suara lain, hanya kami berdua."
"Saya tidak melihatnya melarikan diri atau apa pun," tutup Beyazkender.
Kronologi Penembakan
Rathjen mengunggah deklarasi atau manifestonya serta sebuah video online sebelum melakukan penembakan di kota kelahirannya, Hanau, Jerman.
Dia menembak di dua lokasi Shisha bar pada Rabu (19/2/2020) pukul 10 malam waktu setempat.
Pertama, dia menembak di Midnight Shisha Bar di daerah Heumarkt, tengah kota Hanau.
Di membunuh tiga orang di sana.
Lalu, dia meneruskan perjalanan menuju Arena Bar Cafe and Shisha Bar di distrik Kesselstadt Barat.
Sebanyak lima orang terbunuh di tempat itu.
Setelah menembaki belasan orang, dia pulang ke kediaman orang tuanya dan membunuh ibunya.
Lantas ia memutuskan untuk menghabisi nyawanya sendiri setelah itu.
Total ada sembilan orang meninggal dan enam orang menderita luka-luka, akibat kejadian mengerikan ini.
Dari total korban jiwa, kebanyakan berlatar belakang seorang imigran.
Jaksa Agung Jerman, Peter Frank menambahkan usia mereka antara 21 sampai 44 tahun.
Sejumlah orang yang terluka, juga merupakan bukan warga asli Jerman, namun Frank enggan memberikan rincian lebih lanjut.
Belakangan diketahui, Tobias Rathjen merupakan sosok yang percaya dengan teori konspirasi.
Dia terobsesi dengan alien, kontrol pikiran, pengorbanan untuk setan, dan pengawasan dari pemerintah.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)