Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Bongkar Jenazah Korban Virus Corona, Peneliti Terkejut Temukan Organ Dalam Rusak & Kondisinya Ngeri

Begini kondisi organ dalam tubuh para korban virus corona di China yang berhasil buat peneliti terkejut. Tak hanya satu organ yang rusak.

Editor: Octavia Monalisa
zoom-in Bongkar Jenazah Korban Virus Corona, Peneliti Terkejut Temukan Organ Dalam Rusak & Kondisinya Ngeri
World of Buzz
Ilustrasi dokter mencari vaksin virus corona. 

TRIBUNNEWS.COM - Begini kondisi organ dalam tubuh para korban virus corona di China yang berhasil buat peneliti terkejut. Tak hanya satu organ dalam yang rusak.

Seorang pria korban virus corona di China rela mendonasikan tubuhnya untuk bahan penelitian.

Keinginan pria berusia 50 tahun tersebut disampaikan kepada para peneliti saat dirinya dirawat setelah dinyatakan positif virus corona.

Rupanya keinginan korban virus corona tersebut terwujud pada Januari lalu setelah hampir dua minggu berjuang melawan penyakit mirip SARS dan MERS tersebut.

 Hong Kong Diserang Corona, WNI Malah Pancing Emosi dengan Curi 5,500 Masker, Alasannya: Demi Ayah

 POPULER Obat Virus corona Akhirnya Ditemukan Ahli China, Ternyata Kerap Dipakai di Indonesia

Setelah dilakukan autopsi, para peneliti pun dibuat terkejut dengan kondisi beberapa organ dalam yang telah rusak akibat virus corona.

Laporan yang diterbitkan oleh jurnal media Inggris, The Lancet ini berdasarkan otopsi yang dilakukan para ahli dari Pusat Medis Kelima Rumah Sakit Umum, Tentara Pembebasan Rakyat di Beijing.

Para ilmuwan juga menyebutkan jika situasi virus corona saat ini benar-benar mirip wabah SARS yang menyerang China Selatan pada 2002-2003.

Korban meninggal virus corona bertambah, petugas kremarti kelelahan
Korban meninggal virus corona bertambah, petugas kremarti kelelahan (Mirror.co.id, Daily Mirror)
Berita Rekomendasi

Pada saat itu wabah SARS telah menewaskan sebanyak 800 orang dan lebih dari dua lusin negara ikut merasakan dampaknya.

Sementara itu wabah MERS mewabah tahun 2012, pertama kali diidentifikasi di Arab Saudi menyebabkan 860 kematian secara global.

Pria yang diotopsi di Beijing itu memiliki gejala awal pada 14 Januari kemudian meninggal dua mingggu kemudian.

HALAMAN SELANJUTNYA ===============>

Sumber: Intisari
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas