Menlu Jepang Mengaku Baru Tahu Informasi Kru WNI di Diamond Princess akan Dijemput Pakai Kapal
Menteri Luar Negeri Jepang Toshimitsu Motegi baru pertama kali mendengar kemungkinan penjemputan kru Indonesia di Jepang lewat kapal laut.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Menteri Luar Negeri Jepang Toshimitsu Motegi baru pertama kali mendengar kemungkinan penjemputan kru Indonesia di Jepang lewat jalur laut alias menggunakan kapal laut.
"Maaf saya baru pertama kali dengar kemungkinan rencana penjemputan menggunakan kapal laut," ungkap Menteri Luar Negeri Jepang Toshimitsu Motegi di Tokyo, Selasa (25/2/2020) saat dikonfirmasi Tribunnews.com terkait rencana pemerintah Indonesia untuk menjemput para kru kapal pesiar Diamond Princess menggunakan transportasi kapal laut.
Menurutnya, rencana pemerintah apabila memang ada penjemputan lewat kapal laut sama sekali tidak diketahuinya.
Baca: Banjir di Jakarta Pagi Ini, Perjalanan KRL Bogor Sampai Stasiun Manggarai
Baca: Momen Langka Pertemuan Ahmad Dhani - Maia Estianty di Indonesian Idol, Bagaimana Reaksi Al, El, Dul?
"Saya akan koordinasi dengan pihak-pihak terkait karena perlu memikirkan pula persiapan keamanan transfer orang-orang tersebut," kata Toshimitsu Motegi.
Menlu Jepang melihat dalam waktu dekat yang akan mendarat di Jepang adalah Filipina, baru kemudian Indonesia dengan transportasi pesawat.
"Saya rasa yang akan menjemput pertama dalam waktu dekat ini adalah dari Filipina. Setelah itu pesawat dari Indonesia dan selanjutnya India," ujarnya.
Saat ini sebanyak 9 kru Indonesia dirawat dan dikarantina di rumah sakit dan sisanya 69 kru masih menunggu di dalam kapal Diamond Princess.
"Saat ini ada 396 orang kru yang ada di dalam kapal Diamond Princess," tambah menteri Motegi.
Perlu Kehati-hatian
Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengatakan pemerintah masih berhati-hati untuk memulangkan Warga Negara Indonesia (WNI) kru kapal pesiar Diamond Princess dari Jepang.
Sekitar 9 WNI saat ini dinyatakan positif terinfeksi virus corona.
Sementara, 69 WNI lainnya hingga saat ini masih berada di dalam apal pesiar Diamond Princess.
"Diamond Princess ini ada hal-hal yang khusus, kita perlu kehati-hatian yang sangat. Mungkin sudah baca berita yang dibawa ke negara lain sehat di Jepang, tapi sampai negaranya sakit," ujar Terawan di Kantor Kemenko PMK, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Senin (24/2/2020).
Baca: Fakta Prank Ulang Tahun Berujung Maut, 2 Pelajar Tewas Tenggelam, Keluarga Siapkan Tumpeng
Baca: Pintu Air Karet Siaga Satu, Warga Bantaran Sungai Diimbau Waspadai Banjir Besar
Terawan mengatakan, banyak negara lain yang terburu-buru dalam mengevakuasi warganya dari kapal Diamond Princess.
Banyak warga negara lain yang sebelumnya dinyatakan sehat, tetapi begitu sampai di negaranya malah dinyatakan positif terjangkit virus corona.
"Itu episentrum baru karena itu kita harus lebih hati-hati coba dibaca di berita-berita yang ada, baik di Guardian dan sebagainya. Bagaimana negara-negara tersebut keburu-buru melakukan evakuasi dari yang tadinya sehat sampai di negaranya sakit. Artinya apa? dari positif. Kalau jadi positif jadi episentrum baru," ucap Terawan.
Baca: Banjir di Jakarta Selasa Pagi: Sejumlah Arus Lalu Lintas Dialihkan dan Tak Bisa Dilewati Kendaraan
Baca: Kreatif, Siswa SD di Wilayah Pasar Klewer Solo Diajak Buat Karya Kain Jumputan oleh Tim KKN UNS
Terawan menegaskan pemerintah mengutamakan prinsip kehati-hatian.
Menurutnya hal tersebut dilakukan untuk melindungi masyarakat lainnya dari virus corona.
"Negara kita menganut asas kehati-hatian yang sangat. Kenapa? karena saat ini posisi kita masih zero. dan kita doakan untuk tetap zero," ucap Terawan.
RI akan Negosiasi dengan Jepang
Pemerintah Indonesia terus mengupayakan mengevakuasi 74 warga negara Indonesia (WNI) yang berada di atas Kapal pesiar Diamond Princess.
Termasuk, melakukan negosiasi dengan Pemerintah Jepang.
Terlebih, empat orang WNI terkonfirmasi positif corona di kapal yang bersandar di Yokohama, Jepang itu.
"Kalau yang di sana kan masih ada pemerintah Jepang, kita sedang bernegosiasi dengan pemerintah Jepang bagaimana supaya WNI yang di sana bisa dibantu," kata Muhadjir usai bertemu Presiden Jokowi di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (24/2/2020).
Muhadjir menegaskan pemerintah akan mengevakuasi satu-persatu WNI terkait virus corona.
Baca: Ultah Pertama Tanpa Lina, Rizky Febian Kenang Perbedaan Mencolok di Peringatan Hari Kelahirannya
Baca: [POPULER BOLA] Dominasi Liverpool Tak Terbantahkan hingga Penantian 30 Tahun Diambang Kenyataan
Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya pusat penyebaran baru atau epicentrum virus corona.
Termasuk, untuk melindungi WNI yang tidak terpapar virus corona.
"Kan sudah ada standar. Intinya kita harus tangani satu persatu, dan kita juga tadi bapak Presiden kita harus membentuk kemungkinan terjadinya epicentrum baru. Dan kita harus menyelematkan WNI kita. Dan Alhamdullilah masih dalam keadaan zero dan harus kita syukuri dan kita jaga," jelasnya.
Ingin Segera Pulang
Seorang kru kapal pesiar Diamond Princess asal Dusun Meranggen, Desa Tangkas, Klungkung, Bali, I Ketut Janu Artika (27), hingga Senin (24/2/2020) masih tertahan di Yokohama, Jepang.
Ia mengaku takut terpapar virus corona dan berharap pemerintah segera menjemputnya untuk segera pulang ke tanah air.
"Kalau stres sebenarnya tidak, tapi kami sangat takut terpapar virus corona," ungkap Janu Artika saat dikonfirmasi melalui akun media sosialnya, Senin (24/2/2020).
Ada puluhan orang asal Indonesia yang bekerja di Kapal Diamond Princess.
Namun dirinya enggan mengatakan berapa orang yang terinfeksi virus corona.
"Kami tidak diizinkan memberikan informasi itu, nanti menimbulkan kepanikan," ungkapnya.
Namun Janu dan beberapa rekannya sudah sempat ikut test corona dan dinyatakan negatif.
Saat ini, Janu dan rekannya masih menunggu kejelasan dari pemerintah, untuk segera dapat pulang ke tanah air.
"Sampai saat ini kami belum ada kepastian kapan bisa pulang," terangnya.
Baca: Reaksi Gubernur Anies Baswedan Jakarta Banjir Lagi, Update 17 Wilayah Jakarta & Sekitarnya Terdampak
Baca: Digugat Rp 9,5 Miliar, Manajemen Gen Halilintar Mengaku Awam Pengetahuan Soal Hak Cipta
Ia berharap proses penjemputan dirinya dan WNI lainnya dapat segera dilakukan, dan tidak ditunda-tunda.
Apalagi penyebaran virus corona sangat cepat.
Ia berharap proses penjemputan dapat dilakukan dengan pesawat, sehingga WNI yang berada di kapal Diamond Princess dapat segera dievakuasi.
Janu mengungkapkan, setelah menjalani test diketahui dirinya tidak terinfeksi virus corona.
"Keadaan kami sehat-sehat. Kami sudah lulus test corona virus juga," ujar I Ketut Janu Artika.
Awal Mula Virus Corona Masuk Kapal
Kru kapal pesiar Diamond Princess, I Wayan Sudiarta menceritakan bagaimana awalnya ada virus corona atau Covid-19 di kapal yang membuat dirinya harus menjalani isolasi di Jepang.
Pertama kali ketahuan virus corona ini saat kapal berada di Hong Kong.
"Yang pertama ketahuan itu adalah passenger (penumpang) saat over night di Hong Kong. Itu ketahuan terinfeksi saat itu," katanya saat dihubungi via WhatsApp, Senin (24/2/2020).
Setelah di Hong Kong kapal lalu berlabuh di Keelung, Taiwan.
"Setelah ke Keelung balik ke Jepang, kan home port-nya di Jepang, Yokohama tapi sebelum itu dicek dan ada yang positif lagi. Setelah itu lanjut karantina," katanya.
Baca: Banjir, Ini Info Perjalanan KRL, Bogor-Bekasi ke Jakarta Berakhir di Manggarai, Lintas Serpong Aman
Baca: Ada Genangan, PLN Putus Sementara Aliran Listrik di Sejumlah Kawasan di Jakarta
Dia mengaku dikarantina sejak 5 Januari 2020.
Dan selama proses karantina ini dia pun tak pernah ke luar kapal.
"Sekarang masih di kapal, tidak pernah ke luar," imbuhnya.
Sejak mengkuti karantina karena ada beberapa kru kapal Diamond Princess yang terkena virus corona, I Wayan Sudiarta hampir setiap hari selalu menghubungi keluarganya yang tinggal di Lampung.
"Nggih hampir setiap hari ngasi informasi ke keluarga agar tidak cemas keluarga di rumah menanti saya. Karena sudah lebih dari tiga minggu saya diisolasi di sini," katanya.
Pihaknya mengaku dikarantina mulai tanggal 5 Januari 2020.
Dalam proses karantina ini dia juga tetap bekerja melayani penumpang.
"Ya hari ini tidak kerja karena sudah tak ada passenger, sebelumnya selama karantina kru sambil kerja melayani passenger," katanya.
Terkait hal ini pihak keluarganya juga berharap agar dirinya cepat bisa pulang dalam kondisi sehat dan selamat.
"Tanggapan keluarga yang mengharapkan agar cepat pulang. Apalagi setelah buat video di-share di Facebook banyak tanggapan dan keluarga juga mengharapkan kami cepat pulang ke Indonesia dengan selamat," katanya.
Walaupun sudah dinyatakan negatif virus corona, Wayan Sudiarta juga mengatakan dirinya masih menjalani proses isolasi.
Baca: Meski Kaya Manfaat, Ternyata Beberapa Orang Ini Tak Disarankan Konsumsi Buah Naga
Baca: Oknum Kepala Sekolah Tersangka Pencabulan Siswi Kini Ditahan, Polisi Sita Barang Bukti Boneka
Untuk kondisinya saat ini, dikatakan masih dalam keadaan sehat.
"Kondisi astungkara kami semua rahayu, seger (sehat), cuma itu saya minta agar segera dievakuasi agar negatif ini tidak jadi positif karena lama di sini," katanya.
Sementara untuk tim medis di kapal, Diamond Princess sudah bekerjasama dengan pemerintah Jepang dan sudah menyediakan tenaga medis termasuk perawat.
"Diamond Princess sudah bekerja dengan Pemerintah Jepang sudah menyediakan tenaga medis, perawat dan juga ambulans juga tersedia di luar kapal, semua standby lengkap semua," tuturnya.
Untuk kebutuhan sehari-hari pun sudah terpenuhi dengan jaminan makan tiga kali sehari.
"Pihak Princess juga sudah kerja sama dengan penyedia catering di luar," katanya.
Sementara untuk pihak KBRI Jepang, dia mengaku sudah mulai melakukan komunikasi sejak tanggal 8 Januari.
"Kami cerita kalau kami kru Indonesia ada di sini, pihaknya juga pernah ke sini menjenguk kami dari luar sambil mendampingi yang positif itu dibawa ke rumah sakit," katanya.
"Sementara informasi untuk kepulangan ke Indonesia, dari KBRI meminta untuk menunggu. Informasi dari KBRI disuruh menunggu tapi sudah sekian lama nunggu belum ada berita pasti kapan dijemput," ujarnya.
"Kami meminta pemerintah segera melakukan evakuasi kami tidak tahu virus itu di sini seperti apa, karena sirkulasi udara yang segini-segini saja, pasti lambat laun kalau di sini pasti akan terpapar virus nika," katanya.