Sejarah Hubungan Politik Mahathir Mohamad dan Anwar Ibrahim, Dulu Pernah Bersatu Sekarang Tak Tentu
Sejarah Hubungan Politik Mahathir Mohamad dan Anwar Ibrahim, Dulu Pernah Bersatu Sekarang Tak Tentu
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Daryono
"Semua anggota PPBM telah keluar dari Pakatan Harapan. Mereka telah menandatangani deklarasi berdasarkan undang-undang untuk menyatakan dukungan mereka kepada Mahathir sebagai perdana menteri Malaysia."
Di sisi lain, Menteri Urusan Ekonomi Azmin Ali dan Menteri Perumahan dan Pemerintahan Daerah Zuraida Kamaruddin, telah dipecat dari PKR.
Azmin adalah wakil dari Anwar di partai tersebut.
Meskipun tidak secara spesifik menyebut Azmin, Anwar telah mengungkapkan bahwa beberapa orang di dalam dan di luar partainya telah berusaha untuk membentuk koalisi baru, sedangkan Mahathir tidak terlibat.
“Itu bukan dia (Mahathir), namanya digunakan oleh orang-orang di dalam dan di luar partai saya. Dan dia menekankan apa yang ia katakan sebelumnya, dia tidak mungkin terlibat di dalamnya. Dia jelas, tidak mungkin akan bekerja dengan mereka yang terkait dengan rezim masa lalu," kata Anwar.
Apa yang akan terjadi?
Mahathir dikabarkan telah menunjuk wakilnya, Dr Wan Azizah Wan Ismail sebagai perdana menteri sementara.
Wan Azizah juga merupakan istri Anwar.
Jika ini terjadi, Malaysia mungkin akan memiliki perdana menteri wanita pertama.
Baik Anwar dan istrinya sebelumnya telah bertemu dengan Raja Malaysia, Yang di-Pertuan Agong Al-Sultan Abdullah Ri'ayatuddin Al-Mustafa Billah Shah, selama kurang dari satu jam.
Sebelum acara ini, Pakatan Harapan memiliki mayoritas 139 kursi.
Ada 222 kursi di parlemen Malaysia dengan 112 dibutuhkan untuk membentuk pemerintahan mayoritas sederhana.
Dengan 26 anggota PPBM di parlemen meninggalkan Pakatan Harapan bersama dengan 9 lainnya dari partai komponen lain, maka jatah koalisi hanya tersisa 104 kursi.
Jika Azmin dan para pendukungnya melompat ke sisi lain, jumlahnya Pakatan Harapan berpotensi turun.