Mahathir Mohamad Bisa Kembali Menjadi PM Malaysia, tanpa Harus Menepati Janjinya kepada Anwar
Mahathir Mohamad Bisa Kembali Menjadi PM Malaysia, tanpa Harus Menepati Janjinya pada Anwar
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: bunga pradipta p
TRIBUNNEWS.COM - Krisis politik di Malaysia pasca pengunduran diri Perdana Menteri Mahathir Mohamad tampaknya akan berakhir dengan "plot twist" setelah adanya intrik berhari-hari yang melibatkan pertemuan darurat, dukungan publik serta intervensi raja.
Mahathir (94) kemungkinan besar akan kembali menjabat sebagai perdana menteri Malaysia, terlepas dari kehancuran koalisi Pakatan Harapan yang pernah ia pimpin menuju kemenangan pada pemilihan umum Mei 2018 lalu.
Seperti yang diberitakan South China Morning Post, pengunduran diri yang dilakukan Mahathir pada Senin (24/2/2020) lalu adalah bunut dari upaya kudeta dari beberapa bagian pendukungnya yang berharap untuk membentuk pemerintahan baru di belakangnya.
Para pemimpin kudeta ingin Mahathir menyelesaikan masa jabatannya selama lima tahun penuh daripada melihat Mahathir memenuhi janjinya untuk menyerahkan kekuasaan kepada Anwar Ibrahim.
Baca: Sejarah Hubungan Politik Mahathir Mohamad dan Anwar Ibrahim, Dulu Pernah Bersatu Sekarang Tak Tentu
Setelah pengunduran dirinya, ada pembicaraan bahwa pemerintah non-partisan (yang terdiri dari partai-partai komponen Pakatan Harapan yang telah pecah kongsi) serta partai-partai oposisi nasionalis Melayu sayap kanan, akan dibentuk.
Namun pada hari Selasa, Organisasi Nasional Melayu Bersatu (Umno) mengesampingkan hal itu setelah melakukan pertemuan dengan Mahathir dan juga raja.
Raja memiliki kekuatan untuk membubarkan parlemen jika perdana menteri menyarankannya.
Sepanjang hari semua tokoh elit telah berjuang untuk mengumpulkan suara mayoritas parlemen, yaitu 112 anggota atau lebih.
Jika jumlah suara minimum tidak terpenuhi, maka raja akan menunjuk seorang perdana menteri yang dia percaya dapat memerintah mayoritas parlemen.
Umno, yang pernah memerintah sebagai partai terbesar koalisi Barisan Nasional, menarik janji atas dukungan kepada Mahathir.
Umno mengklaim mereka dapat membentuk koalisi luas dari partai-partai yang bisa mendominasi dengan 130 kursi.
Maka, bergabung dengan pemerintah persatuan "tidak akan adil bagi orang-orang".
Baca: Mahathir Mohamad Mengundurkan Diri sebagai PM Malaysia tapi Ditunjuk Lagi, Apa yang Sedang Terjadi?
Sekretaris Jenderal Umno Annuar Musa mengatakan ia telah memberi tahu raja bahwa kelompoknya telah memiliki mayoritas yang cukup untuk membentuk pemerintahan.
Hal itu memungkinkan Mahathir menjadi kepala jika Mahathir melepaskan aliansi dengan Partai Aksi Demokratis atau DAP.