Sekte Shinchoenji, Pusat Virus Corona di Korea, Pakai Metode BTS untuk Menarik Anggota Baru
Sekte Shincheonji menggunakan metode BTS untuk menarik anggota baru. Sekte ini menjadi pusat penyebaran wabah virus corona di Korea, terutama Daegu.
Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Kasus virus corona di Korea Selatan meningkat drastis sejak seorang jemaat Shincheonji di Daegu (pasien ke-31) menolak dikarantina saat menderita demam tinggi.
Ketika sakit, ia justru tak menghentikan aktivitasnya.
Alih-alih beristirahat, si pasien ke-31 ini tetap melakukan kegiatan dan bepergian seperti biasanya.
Dampaknya, kasus virus corona meningkat drastis hingga mencapai angka 1.000 dalam kurun waktu kurang dari 14 hari.
Shincheonji pun disebut-sebut sebagai pusat penyebaran Covid-19 di Negeri Ginseng, terutama wilayah Daegu.
Baca: Begini Cara Terbaik Cegah Penularan Virus Corona, Pakai Masker Bukan Solusi
Baca: Polisi Ungkap Pabrik Penimbun Masker di Cakung, Manfaatkan Isu Corona, Omzet Rp 250 juta per Hari
Terkait hal ini, sekte keagamaan yang dinilai sebagai aliran sesat pun semakin menjadi sorotan.
Dikutip Tribunnews dari Koreaboo, anggota Shincheonji diketahui memiliki beberapa metode untuk menarik anggota baru ke gereja mereka.
Di antaranya diam-diam menyamar atau bergabung menjadi jemaat gereja lain.
Lama-kelamaan, mereka akan berusaha memengaruhi dan mengajak jemaat gereja tempatnya menyamar agar pindah ke Shincheonji.
Metode lainnya yang digunakan anggota Shincheonji adalah menggunakan singkatan BTS dalam selebarannya.
BTS yang dimaksud adalah Bible Teaching Shincheonji, yang artinya Pengajaran Alkitab Shincheonji.
Gambar dalam selebaran Shincheonji pun menunjukkan betapa banyaknya jemaat mereka.
Hal ini menunjukkan betapa mudahnya virus corona menyebar di antara jemaat.
Dalam selebaran tersebut tampak para anggota duduk berdekatan bahkan melakukan kontak fisik, selama pertemuan berlangsung yang berpotensi menyebarkan virus atau bakteri potensial.
Selain itu, sifat anggota Shincheonji yang tertutup membuat pihak berwenang mengalami kesulitan untuk melacak penyebaran virus corona.
Baca: Pasien Suspect Virus Corona Meninggal, Jenazahnya Dibungkus Plastik, Kemenkes: Bukan Covid-19
Baca: UPDATE Pasien Virus Corona per Jumat, 28 Februari Siang: 83.364 Terinfeksi, 2.857 Orang Meninggal
Mengutip data yang dirilis Korea Herald, kasus virus corona di Korea Selatan mencapai jumlah 2.337 hingga Jumat (28/2/2020) sore pukul 15.34 WIB.
Dari total tersebut, 13 di antaranya dinyatakan meninggal dunia.
Kebanyakan pasien positif Covid-19 merupakan anggota Shincheonji atau yang terkait dengan mereka.
Korea Herald melaporkan, sekitar 41,5 persen pasien corona terkait dengan Shinchoenji di tenggara Daegu.
Diketahui, semenjak meningkatnya kasus virus corona di Korea Seltan, Shincheonji telah mengarantinta sendiri 1.600 anggotanya setelah menunjukkan gejala-gejala terinfeksi Covid-19.
Hal ini disampaikan oleh Wakil Menteri Kesehatan Korea Selatan, Kim Gang Lip dalam konferensi pers, Jumat.
Hingga kini, pemerintah Korea Selatan telah mengamankan daftar lengkap lebih dari 310.000 anggota Shincheonji, termasuk 65.000 anggota baru.
"Kami telah memeriksa sepertiga dari orang yang terdaftar, atau 110.000 pengikut," kata Kim Gang Lip, dilansir Korea Herald.
"Dari mereka, 1.638 orang menunjukkan gejala infeksi virus corona dan mereka telah ditempatkan pada karantina mereka sendiri," imbuh dia.
Meski begitu, anggota Shincheonji yang tak menunjukkan gejala, juga turut dipantau secara ketat.
Baca: Akibat Virus Corona, Rencana Liburan Uya Kuya ke Jepang Terancam Batal dan Bakal Rugi Puluhan Juta
Baca: Kisah Pilu Meninggalnya Tenaga Medis di China Tangani Virus Corona, Kelelahan, Tunda Pernikahan
Sekilas tentang Shincheonji
Dikutip dari Wikipedia, aliran Shinchoenji didirikan oleh Lee Man Hee pada 1984 di Korea Selatan.
Shincheonji sendiri berarti surga dan bumi baru.
Para anggotanya diajarkan percaya Lee Man Hee adalah kedatangan kedua atau Tuhan Yesus yang bangkit kembali.
Dilansir Bloomberg, ratusan ribu pengikut Shinchoenji tersebar di sekitar 600 lokasi di 29 negara.
Di China, Shincheonji memiliki tujuh gereja, termasuk di Beijing, Tianjin, dan Shanghai.
Menurut Hong Yeun Ho, pria yang putrinya tergabung dalam Shincheonji, mengatakan ratusan anggota akan duduk di lantai sambil ditali saat melakukan pertemuan.
Mereka yang akan menjadi anggota, harus menyelesaikan pendidikan selama enam bulan untuk terdaftar secara resmi dan bisa menghadiri pertemuan rutin.
Tak hanya itu, semua anggota akan memindai jari mereka ketika masuk gedung tempat pertemuan digelar.
Baca: Jackie Chan Digosipkan Terjangkit Virus Corona dan Dikarantina, Ini Klarifikasinya
Baca: Satu Kasus Virus Corona Ditemukan di Dekat Lokasi KBRI Seoul, Seluruh Kompleks Ditutup
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W)