Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kasus Virus Corona di Korea Selatan, Sistem Peringatan Lewat 'Pesan Kesehatan' Menuai Banyak Protes

Kasus lainnya, seorang pria yang positif wabah ini ternyata tertular dari instrukturnya setelah dia dilecehkan secara seksual.

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Ayu Miftakhul Husna
zoom-in Kasus Virus Corona di Korea Selatan, Sistem Peringatan Lewat 'Pesan Kesehatan' Menuai Banyak Protes
JUNG YEON-JE / AFP
Petugas di Korea Selatan menyemprot disinfektan untuk cegah penyebaran virus Corona 

TRIBUNNEWS.COM - Jumlah kasus Covid-19 di Korea Selatan kini sudah mencapai lebih dari 6.000.

Pemerintah Korea Selatan memiliki suatu sistem peringatan kesehatan yang disiarkan melalui pesan singkat.

Namun, beberapa waktu lalu sistem ini menerima banyak protes, karena secara tidak langsung mengungkap hal pribadi seorang pasien Covid-19.

Sebenarnya, pesan singkat yang dikirimkan otoritas kesehatan ini, bertujuan untuk mengingatkan masyarakat agar tidak lupa mencuci tangan dan tidak menyentuh wajah mereka.

Pesan itu dikirimkan ke seluruh negeri, dari pagi hingga malam hari.

Tetapi bagi sebagian orang, pesan-pesan ini lama kelamaan mengungkap informasi pribadi di masyarakat.

Seperti halnya urusan di luar nikah dan aktivitas seksual.

Berita Rekomendasi

Kritik ini khususnya ditujukan kepada pesan yang bisa melacak pergerakan pasien Covid-19, yang baru saja didiagnosa.

"Seorang wanita usia 60-an baru saja dites positif," bunyi pesan tersebut.

"Klik tautan ini untuk melihat lokasi mana saja yang dia kunjungi sebelum ke rumah sakit," tambahnya.

Para petugas dilengkapi pakaian pelindung menyemprotkan cairan desinfektan di sebuah pasar di daerah Daegu, Korea Selatan, menyusul meluasnya wabah virus corona di negara itu, Minggu (23/2/2020). Penyebaran virus corona hingga hari ini, Senin (24/2/2020), semakin menunjukkan peningkatan di sejumlah negara, seperti Italia, Iran, dan Korea Selatan.
Para petugas dilengkapi pakaian pelindung menyemprotkan cairan desinfektan di sebuah pasar di daerah Daegu, Korea Selatan, menyusul meluasnya wabah virus corona di negara itu, Minggu (23/2/2020). Penyebaran virus corona hingga hari ini, Senin (24/2/2020), semakin menunjukkan peningkatan di sejumlah negara, seperti Italia, Iran, dan Korea Selatan. (AFP/YONHAP/SOUTH KOREA OUT)

Tautan tersebut menunjukkan kronologi sejumlah tempat yang dikunjungi pasien itu, sebelum dia didiagnosa Covid-19.

Beberapa pesan ini pun lama kelamaan mengungkap hal memalukan dari sejumlah pasien.

Satu di antaranya, pesan terkait seorang pria paruh baya yang baru saja kembali dari Wuhan, China.

Melalui pesan tersebut, pria ini diketahui bepergian dengan sekretarisnya yang berusia 30 tahun.

Keduanya dinyatakan positif wabah asal China ini.

Dilansir Guardian dari BBC, kasus lain memperlihatkan informasi terkait seorang pria yang positif wabah ini ternyata tertular dari instrukturnya setelah dia dilecehkan secara seksual.

Media lokal Korea Selatan seakan mengawasi pergerakan masyarakat.

Otomatis ini membuat mereka takut tapi sekaligus tertarik.

Mereka bisa berspekulasi bahwa siapapun yang ada di pesan itu sedang berselingkuh dengan sekeretarisnya.

Pesan lainnya menceritakan kronologi perjalanan seorang pasien berusia 60-an.

Sebelumnya, wanita ini pergi bekerja seperti biasa, menghadiri pernikahan, dan makan siang bersama teman-temannya di restoran.

Meskipun, baru-baru ini dia justru mengaku sedang dirawat di rumah sakit karena baru kecelakaan mobil.

Wanita yang lantas dinyatakan positif corona ini, dituduh warga Korea Selatan sudah melakukan penipuan asuransi.

Namun, tuduhan ini dia bantah pada sebuah wawancara di televisi.

Seorang pria berumur 30 tahunan tersebut didiagnosa positif wabah mematikan asal Wuhan, China.

Nahasnya, dia menjadi sasaran ejekan dan perundungan di media sosial karena kebiasaan seksualnya.

Hal ini terungkap setelah pesan 'peringatan kesehatan' mengatakan bahwa pria itu tidak bisa dideteksi lagi setelah masuk ke Stasiun Kereta Api Seoul.

Daerah sekitar stasiun dikenal sebagai daerah lady escort atau area prostitusi.

Sehingga, pria ini dianggap sering masuk ke area tersebut untuk melakukan hal yang tidak baik.

Padahal faktanya, dia hanya mampir untuk makan di restoran daerah tersebut.

Otoritas kesehatan yang mengirim pesan dengan tautan itu lalu meminta maaf dan mengaku bahwa ada kesalahan teknis pada pesannya.

Baca: UPDATE Virus Corona, Begini Cara Pencegahannya kalau Mulai Rasakan Gejala Virus Corona

Baca: Kondisi Warga Depok Positif Corona Makin Membaik

Pesan ini juga berdampak besar pada sejumlah toko dan restoran yang didatangi pasien Codvid-19 sebelum mereka didiagnosa.

Teks pesan tersebut tidak menuliskan identitas pasien, selain jenis kelamin, rentang usia, dan nomor kasus.

Tetapi mereka menuliskan nama dan alamat restoran atau tempat-tempat yang sebelumnya mereka kunjungi dengan detail.

Akhirnya sejumlah restoran itu ada yang ditutup sementara untuk sterlisasi.

Bahkan mereka mengatakan, bisa jadi restoran atau tokonya gulung tikar karena isu wabah dari pesan tersebut.

Sementara itu, kondisi ini membuka kesempatan besar bagi sejumlah penipu.

Seperti halnya pria ini, dia mengaku positif Covid-19 dan menelepon beberapa restoran di daerah Mapo, Seoul.

Pria tersebut mengancam pihak restoran untuk memberikannya sejumlah uang.

Penipu ini mengancam akan membuat restoran tersebut bangkrut, jika dia mengaku pernah datang ke sana dalam keadaan terjangkit wabah pada otoritas kesehatan.

Sampai saat ini, polisi sedang menyelidiki percobaan penipuan.

Tetapi belum menemukan tersangkanya.

"Saya menguping pembicaraan pelanggan akhir-akhir ini."

"Jaga-jaga saja kalau mereka berniat buruk, bergabung dengan sekte atau menjadi penipu," jelas Kim Na-hee, pemilik restoran di Seoul.

Sebelumnya, sebagian besar kasus di Korea Selatan berkaitan dengan jemaat Gereja Shincheonji Yesus yang memiliki aliran agaama tersendiri.

"Saya pikir saya harus melindungi kesehatan sendiri."

"Tapi sekarang saya kira ada hal-hal lain yang lebih menakutkan dari virus corona," tambah Kim.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas