Seekor Pomeranian Diduga Positif Corona, Hong Kong Ingatkan Warganya Tidak Cium Anjing
Hong Kong memperingatkan warganya untuk tidak mencium anjing peliharaan mereka setelah seekor pomeranian dinyatakan positif terinfeksi
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, HONG KONG - Pemerintah Hong Kong memperingatkan warganya untuk tidak mencium anjing peliharaan mereka setelah seekor pomeranian dinyatakan positif terinfeksi virus corona (Covid-19) dalam level rendah.
Meskipun hingga saat ini belum ada bukti yang menunjukkan hewan peliharaan seperti kucing dan anjing bisa tertular virus ini atau menyebarkannya ke manusia.
Baca: Meski Hasil Tes Urinenya Negatif, Ririn Ekawati Masih Jalani Pemeriksaan oleh Polisi
Baca: Kasus Remaja Bunuh Bocah 6 Tahun, Kementerian PPPA: Diduga Terkait Pola Asuh dan Lingkungan
Dikutip dari laman Business Insider, Minggu (8/3/2020), Departemen Pertanian, Perikanan dan Konservasi Hong Kong mengatakan para ahli menyampaikan seekor anjing jenis pomeranian memiliki tingkat infeksi rendah virus ini.
Kemungkinan anjing ini tertular dari manusia, seperti yang dikutip dari The Guardian.
Anjing itu pun telah dikarantina oleh sebuah pusat hewan di Hong Kong sejak akhir Februari lalu, setelah memperoleh hasil 'positif level rendah' dalam cek kesehatannya terkait virus corona.
Departemen tersebut menyampaikan hal itu saat kali pertama mengumumkan karantina pada anjing yang sebenarnya tidak menunjukkan gejala apa pun.
Namun demikian, memang diperlukan lebih banyak pengujian terhadap hewan ini.
Sementara itu, otoritas kesehatan Hong Kong, termasuk AFCD telah menyampaikan bahwa anjing itu belum terbukti terinfeksi dan mungkin saja baru diduga.
Warga Hong Kong kemudian diminta untuk tidak khawatir dalam memelihara hewan peliharaan yang mereka miliki.
"Saat ini, AFCD tidak memiliki bukti bahwa hewan peliharaan dapat terinfeksi virus COVID-19 atau dapat menjadi sumber infeksi pada manusia," jelas pihak AFCD.
AFCD menyebut anjing itu merupakan milik seorang pasien corona, sehingga hasil positif pasien ini kemungkinan berasal dari kontaminasi lingkungan pada mulut dan hidung anjing.
Pengujian berulang kali pun akan dilakukan terhadap hewan tersebut dan hanya akan dikembalikan jika hasil tesnya menunjukkan tanda negatif.
Sementara itu, Kepala Cabang Penyakit Menular dari Pusat Perlindungan Kesehatan Hong Kong Chuang Shuk-kwan mengatakan bahwa pihak berwenang akan memeriksa daftar pasien corona.
Hal ini dilakukan untuk melihat apakah ada hewan peliharaan lain yang perlu diuji.
Sedangkan Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) menyampaikan bahwa saat ini tidak ada bukti bahwa hewan peliharaan seperti anjing atau kucing dapat terinfeksi virus corona.