Presiden AS Donald Trump Perintahkan Pentagon Balas Serangan Mematikan di Pangkalan Irak
Presiden Amerika Serikat Donald Trump perintahkan Pentagon membalas serangan mematikan di pangkalan militer Irak pada Kamis (13/3/2020)
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Ifa Nabila
Lebih lanjut, Jenderal Marinir AS Kenneth McKenzie sebelumnya tidak menyalahkan milisi tertentu.
Tetapi mencatat hanya Kataib Hezbollah yang didukung Iran yang diketahui melakukan serangan terhadap pasukan koalisi di masa lalu.
"Sementara kami masih menyelidiki serangan itu, saya akan mencatat bahwa kelompok proksi Iran Kataib Hezbollah adalah satu-satunya kelompok yang diketahui sebelumnya melakukan serangan tidak langsung skala ini terhadap AS dan pasukan koalisi di Irak," kata McKenzie pada sidang Senat AS pada Kamis.
Serangan itu menandai peningkatan dramatis dalam kekerasan kurang dari tiga bulan setelah roket menewaskan seorang kontraktor AS di Irak utara.
Serangan itu juga melepaskan putaran serangan antara Washington dan Teheran di tanah Irak.
Dalam beberapa jam setelah serangan terhadap pangkalan udara Taji di utara Baghdad.
Diterangkan, serangan tersebut adalah yang paling mematikan dalam beberapa tahun terakhir pada pangkalan yang digunakan oleh pasukan AS di Irak.
Serangan udara itu menewaskan lebih dari dua lusin pejuang yang selaras dengan Iran di negara tetangga Suriah.
Khawatir akan terjadi lebih banyak lagi pertumpahan darah kali ini, para pejabat Irak dan PBB dengan cepat mengutuk kematian tersebut.
Baca: Tiga Tentara AS dan Inggris Tewas Setelah Roket Hantam Pangkalan Militer di Irak
Baca: Iran Uji Obat Corona, Berhasil Turunkan Gejala Pasien dalam 48 Jam
Mengutuk Serangan
Lebih lanjut, Presiden Irak Barham Salih dan juru bciara parlemen, Mohammed al-halbousi mengutuk serangan 'teroris' yang menargetkan keamanan Irak.
Misi PBB di Irak diketahui menyerukan pengekangan maksimum di semua sisi.
"Serangan-serangan yang sedang berlangsung ini adalah ancaman yang jelas dan substansial bagi negara itu, dan risiko tindakan jahat oleh kelompok-kelompok bersenjata tetap menjadi keprihatinan konstan," kata misi PBB.
"Hal terakhir yang dibutuhkan Irak adalah menjadi arena balas dendam dan pertempuran eksternal."