China Klaim Obat Flu dari Jepang Ampuh Sembuhkan Corona, Butuh Persetujuan Bila Digunakan
Obat favipiravir yang digunakan Jepang untuk mengobati influenza tampaknya efektif untuk pasien Covid-19.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Ifa Nabila
Tapi Kementerian Kesehatan Jepang menyatakan obat ini tidak efektif pada orang dengan gejala lebih parah.
"Kami telah memberi Avigan kepada 70 sampai 80 orang, tetapi tampaknya tidak tidak berfungsi dengan baik ketika virus sudah berlipat ganda," kata sumber dari Kemenkes Jepang.
Pada 2016 lalu, pemerintah Jepang memasok favipiravir sebagai bantuan darurat untuk menghadapi wabah virus Ebola di Guinea.
Favipiravir memerlukan persetujuan pemerintah untuk penggunaan skala penuh pada pasien Covid-19.
Sebab obat ini pada awalnya dimaksudkan untuk mengobati flu.
Seorang otoritas kesehatan mengatakan kepada media lokal bahwa obat itu bisa disetujui pada awal Mei.
"Tetapi jika hasil penelitian klinis tertunda, persetujuan juga bisa ditunda," ungkapnya.
Vaksin Tersedia Sekitar 18 Bulan Lagi
Sampai saat ini para peneliti masih terus mengembangkan vaksin Covid-19.
Bill Gates pernah memprediksi perkembangan pandemi global Corona atau Covid-19 sejak 2015 lalu, dan dia juga memastikan akan memberi vaksin produksi pertamanya kepada paramedis.
Pemilik raksasa Microsoft ini mengatakan bahwa dunia akan memiliki vaksin Covid-19 baru dalam 18 bulan ke depan.
"Jika semuanya berjalan dengan baik," ungkapnya.
Dikutip dari MSN dari Reddit, Gates mengaku kini ada sejumlah organisasi penelitian berbeda yang bekerja membuat vaksin Corona pertama di dunia.
Baca: WHO Beberkan Ada Potensi Penularan Virus Corona Lewat Udara, Ungkap Deretan Faktornya, Tetap Waspada
Baca: Cek Kondisi Wisma Atlet Kemayoran, Kogabwilhan I Siap Tangani Pasien Terkait Virus Corona
Namun vaksin ini akan diberikan kepada paramedis dan pekerja yang terancam virus lainnya.