Kekurangan APD Covid-19, Paramedis Filipina Gunakan Kantong Sampah hingga Karantina 670 Staf
Lebih dari 670 pekerja kesehatan Filipina telah dikarantina karena khawatir dengan semakin merebaknya Covid-19 di Asia Tenggara.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM - Lebih dari 670 pekerja kesehatan Filipina telah dikarantina karena khawatir dengan semakin merebaknya Covid-19 di Asia Tenggara.
Sementara yang tengah bertugas lainnya, menggunakan segala upaya seperti kantong sampah untuk perlindungan diri saat tangani pasien.
Lebih dari 50 juta orang di Manila masih melalui masa-masa lockdown.
Sementara itu, para staf medis berjuang ditengah kekurangan perlengkapan alat tes Covid-19 dan Alat Perlindungan Diri (APD).
Dua rumah sakit besar di ibu kota yakni Medical City dan Rumah Sakit Universitas Santo Tomas, telah mengkarantina 674 paramedis karena khawatir mereka telah terpapar virus corona.
Kondisi ini tentu menambah kepanikan di bangsal-bangsal perawatan.
Melansir Guardian, sampai saat ini sudah ada dua dokter yang meninggal akibat Covid-19 di Filipina.
Baca: Virus Corona Merebak di Filipina, Manny Pacquiao Merasa Bertanggung Jawab Bantu Negaranya
Baca: Cerita 2 WNI Saat Malaysia dan Filipina Lockdown: Polisi Rutin Patroli
“Sangat menyakitkan bagi kita untuk mendengar tentang kematian mereka."
"Inilah kenyataan yang kita hadapi. Kami mempertaruhkan hidup saat kami bertugas," jelas staf kesehatan di sebuah rumah sakit di luar Metro Manila, Maria Theresa Depano.
Sejumlah negara Asia Tenggara telah mengumumkan lonjakan kasus baru-baru ini, termasuk di Indonesia.
Selain itu juga terkait problem kesehatan yang mengikuti masifnya krisis wabah corona ini.
Presiden Joko Widodo mengaku bahwa ada sejumah kebutuhan untuk meningkatkan pengujian, pada pekan lalu.
Khawatir bertambahnya pasien, Indonesia mengubah wisma atlet khusus Asian Games 2018 menjadi rumah sakit darurat.
Tempat ini disinyalir bisa menampung lebih dari 4.000 orang.
Melansir Guardian, Indonesia yang menuai kritik karena lambat menanggapi wabah ini, sejauh ini telah mencatat 49 kematian dan 579 infeksi.
Seperti halnya di Filipina, jumlah korban tewas memicu spekulasi bahwa jumlah kasus lebih tinggi dari yang disampaikan otoritas.
Awal bulan ini saja, Indonesia yang berpenduduk 264 juta jiwa ini hanya melakukan beberapa ratus tes Covid-19.
Sementara Filipina kini telah mendata 396 kasus, termasuk 33 kematian.
Tetapi diduga ribuan pasien masih belum teridentifikasi.
Depano membagikan foto-foto petugas kesehatan menggunakan kantong sampah untuk melindungi diri mereka di rumah sakit Saint Jude di Laguna.
“Kami meminta perhatian DOH (departemen kesehatan) atau lembaga lain yang mungkin menyediakan peralatan perlindungan pribadi bagi kami."
"Kami kehabisan persediaan dan kami tidak tahu di mana kami bisa membeli," katanya pada postingan fotonya itu.
Sementara itu pemerintah berkilah bahwa kurangnya peralatan disebabkan oleh kekurangan pasokan global.
Bukan karena kurangnya dana, lantaran Filipina menerima uang bantuan dari internasional.
Di ibukota Indonesia, Jakarta, langkah-langkah untuk menghentikan penyebaran virus corona diluncurkan mulai Senin pagi.
Ini terjadi setelah Gubernur Jakarta, Anies Baswedan mengklaim keadaan darurat untuk dua minggu ke depan.
Semua tempat hiburan telah ditutup dan bisnis tidak penting diharapkan juga bisa tutup sementara.
Anies mengatakan pada Jumat lalu, bahwa dia juga akan membatasi jumlah penumpang angkutan umum dan memangkas jam operasional.
Setelah itu, beredar foto yang menunjukkan gerbong kereta sempit yang penuh dengan penumpang.
Seakan menunjukkan bahwa batasan seperti ini belum berfungsi.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.