Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Dirjen Kesehatan Malaysia: Jika Ada Lonjakan Pasien, Kami Terpaksa Pilih Siapa yang Pakai Ventilator

Dirjen Kesehatan Malaysia: Jika Ada Lonjakan Pasien, Kami Terpaksa Pilih Siapa yang Pakai Ventilator

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: bunga pradipta p
zoom-in Dirjen Kesehatan Malaysia: Jika Ada Lonjakan Pasien, Kami Terpaksa Pilih Siapa yang Pakai Ventilator
via World of Buzz
Dirjen Kesehatan Malaysia, Datuk Seri Dr Noor Hisham Abdullah 

Pernyataan tersebut disampaikan Perdana Menteri (PM) Malaysia Muhyiddin Yassin pada Rabu waktu setempat.

Dikutip dari laman Malay Mail, Rabu (25/3/2020), dalam pidatonya itu, ia memperoleh informasi dari Dewan Keamanan Nasional (NSC) serta Kementerian Kesehatan Malaysia terkait terus meningkatnya jumlah kasus yang disebabkan virus corona (Covid-19).

Baca: Malaysia Beri Kelonggaran Cicilan Enam Bulan untuk Warga Terdampak Corona

Baca: Malaysia Umumkan Satu Kematian Baru Akibat Corona, Total 16 Orang Meninggal

"Tren ini diperkirakan akan berlanjut, ini pertanda pemerintah harus melanjutkan lockdown untuk periode waktu yang lebih lama," kata Muhyiddin.

Pengumuman itu ia sampaikan agar warganya bisa mempersiapkan diri untuk menghadapi masa lockdown yang lebih lama.

"Saya mengumumkan perpanjangan dari waktu sebelumnya, yang seharusnya selesai 31 Maret, sehingga semua warga bisa mempersiapkan diri," jelas Muhyiddin.

Malaysia hari ini telah memasuki hari ke delapan penerapan lockdown yang seharusnya diberlakukan selama dua pekan dalam upaya mengendalikan penyebaran virus ini.

Di Italia, Pasien Corona Usia di Atas 60 Tahun Direlakan Meninggal karena RS Kekurangan Ventilator

Dokumentasi dari rumah sakit di Italia
ILUSTRASI - Dokumentasi dari rumah sakit di Italia (SKY NEWS)
Berita Rekomendasi

Seorang dokter asal Israel yang kini bekerja di rumah sakit Italia berkata staf medis tak lagi bisa memberikan ventilator kepada pasien yang berusia 60 tahun ke atas.

Dr Gal Peleg, yang bekerja di Parma mengatakan, mesin pernapasan buatan itu begitu terbatas sehingga penggunaannya harus dibatasi.

Dr Peleg mengatakan, departemennya memastikan pasien virus corona yang sakit parah bisa mengucapkan selamat tinggal kepada keluarganya meskipun ada aturan karantina yang ketat.

Demikian N12 mengabarkan via Daily Mail (22/3/2020).

Baca: 793 Orang Meninggal dalam 24 Jam karena Corona di Italia, Situasi Terburuk Sejak Perang Dunia II

Dr Gal Peleg
Dr Gal Peleg

Pada Minggu (22/3/2020) para menteri di Roma memutuskan untuk me-lockdown negeri, serta memerintahkan semua bisnis yang tidak penting di negara itu ditutup.

Meskipun Italia telah mengimbau social distancing, jumlah pasien meninggal dunia Sabtu (21/3/2020) meningkat sebanyak 739 menjadi 4.825 secara nasional.

Menandai hari paling mematikan bagi sebuah negara dalam pandemi global sejauh ini.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie/Fitri Wulandari)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas