Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Virus Corona Ternyata Mampu Bertahan Hidup Melayang di Udara Selama 17 Hari

Ternyata virus corona atau Covid-19 bisa bertahan hidup melayang di udara selama 17 hari.

Editor: Choirul Arifin
zoom-in Virus Corona Ternyata Mampu Bertahan Hidup Melayang di Udara Selama 17 Hari
TRIBUNNEWS/RICHARD SUSILO
Kapal pesiar mewah Diamond Princess merapat di Pelabuhan Yokohama, Jepang. Kapal ini membawa 3.711 penumpang dan kru kapal. 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Ternyata virus corona atau Covid-19 bisa bertahan hidup melayang di udara selama 17 hari. Hal itu terjadi di kabin kapal pesiar mewah Diamond Princess setelah semua penumpang dan kru meninggalkan kapal tersebut.

"Setelah melihat wabah Covid-19 di kapal Diamond Princess milik Karnaval di Jepang dan kapal Grand Princess di California. Coronavirus 'RNA' diidentifikasi pada berbagai permukaan, melayang di udara, di kabin penumpang yang terinfeksi gejala dan tanpa gejala hingga 17 hari setelah kabin dikosongkan," sebut laporan CDC (Centers for Disease Control and Prevention) milik Kementerian Kesehatan AS tanggal 23 Maret 2020.

Kapal pesiar sering kali menjadi tempat berjangkitnya penyakit menular karena lingkungannya yang tertutup, kontak antara pelancong dari banyak negara, dan transfer kru antar kapal.

"Pada Diamond Princess, penularan sebagian besar terjadi di antara penumpang sebelum karantina dilaksanakan, sedangkan infeksi kru memuncak setelah karantina. Pada Grand Princess, anggota kru kemungkinan terinfeksi pada perjalanan A dan kemudian mentransmisikan SARS-CoV-2 kepada penumpang dalam perjalanan B."

Hasil pengujian penumpang dan kru di atas kapal Diamond Princess (DP) menunjukkan proporsi tinggi (46,5%) tanpa gejala infeksi pada saat pengujian.

Model statistik yang tersedia dari wabah DP menunjukkan bahwa 17,9% orang yang terinfeksi tidak pernah mengalami gejala .

BERITA TERKAIT

Sebagian besar infeksi tanpa gejala sebagian dapat menjelaskan tingkat serangan yang tinggi di antara penumpang dan awak kapal pesiar.

"SARS-CoV-2 RNA diidentifikasi pada berbagai permukaan di kabin baik penumpang yang terinfeksi gejala maupun tanpa gejala hingga 17 hari setelah kabin dikosongkan pada DP tetapi sebelum prosedur desinfeksi dilakukan," ungkap ahli Takuya Yamagishi, National Institute of Infectious Disease.

Meskipun data ini tidak dapat digunakan untuk menentukan apakah penularan terjadi dari permukaan yang terkontaminasi, diperlukan penelitian lebih lanjut tentang penularan SARS-CoV-2 di atas kapal pesiar, lanjut laporan CDC.

Selama tahap awal pandemi COVID-19, DP adalah tempat berjangkitnya wabah terbesar di luar daratan China.

Baca: Cerita Tentang Sidang Skripsi Ditunda Setelah Pegawai Kampus Positif Terinfeksi Virus Corona

Sebanyak 712 orang terinfeksi positif dari 3.711 orang di DP, atau 19,2% terinfeksi oleh Covid-19. Banyak kapal pesiar lain telah terlibat dalam transmisi SARS-CoV-2.

Baca: Kamera 48MP AI Quad Camera Vivo V19, Berikan Pengalaman Mobile Photography Lebih Baik

Faktor-faktor yang memfasilitasi penyebaran di kapal pesiar mungkin termasuk bergaulnya wisatawan dari berbagai wilayah geografis dan sifat tertutup dari lingkungan kapal pesiar.

Baca: Fraksi PPP Minta Gaji Anggota DPR Dipotong untuk Anggaran Penanganan Corona

Ini khususnya memprihatinkan bagi penumpang yang lebih tua, yang berisiko lebih tinggi untuk komplikasi serius Covid-19 .

Grand Princess adalah contoh dari kelanjutan penularan dari anggota kru di berbagai pelayaran berturut-turut dan potensi pengenalan virus kepada penumpang dan kru di kapal lain.

Respons kesehatan masyarakat terhadap wabah kapal pesiar membutuhkan sumber daya yang luas.

"Penangguhan sementara perjalanan kapal pesiar selama fase pandemi Covid-19 saat ini telah sebagian dilaksanakan oleh jalur pelayaran melalui suspensi operasi sukarela, dan oleh CDC melalui penggunaan pemberitahuan perjalanan yang belum pernah terjadi sebelumnya dan peringatan untuk alat angkut untuk membatasi penularan penyakit," papar laporan CDC lebih lanjut.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas