Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Risiko Penyebaran Covid-19 Kembali Tinggi, Pemerintah Jepang Bentuk Satuan Tugas

Setelah sempat mereda, kini risiko penyebaran virus corona kembali kini meningkat lagi membuat pemerintah Jepang akhirnya membentuk Satuan Tugas.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Risiko Penyebaran Covid-19 Kembali Tinggi, Pemerintah Jepang Bentuk Satuan Tugas
Foto Asahi
Menteri Kesehatan Jepang, Katsunobu Kato. 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Setelah sempat mereda, kini risiko penyebaran virus corona atau Covid-19 kini meningkat lagi membuat pemerintah Jepang akhirnya membentuk Satuan Tugas (Satgas).

Diketahui meningkatnya risiko penyebaran covid-19 ini dikarenakan banyak masyarakat khususnya Tokyo dan Osaka yang berkeliaran di luar rumah pada minggu lalu. Bahkan sampai mabuk di jalan-jalan.

"Pagi ini kami melaporkan kepada Perdana Menteri Shinzo Abe bahwa risiko virus corona kembali semakin tinggi. Sebagai tanggapan, Perdana Menteri Abe memerintahkan pembentukan "Satuan Tugas" berdasarkan Undang-Undang Tindakan Khusus. Jika kondisi terpenuhi, "deklarasi darurat" akan dimungkinkan," ungkap Menteri Kesehatan Jepang, Katsunobu Kato, Kamis (26/3/2020).

Namun, pejabat pemerintah telah menekankan tidak segera mempertimbangkan untuk mengeluarkan deklarasi.

Kapal pesiar Diamond Princess meninggalkan Pelabuhan Yokohama, Jepang, Rabu (25/3/2020).
Kapal pesiar Diamond Princess meninggalkan Pelabuhan Yokohama, Jepang, Rabu (25/3/2020). (Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo)

"Meskipun demikian kami tidak segera mempertimbangkan untuk mengeluarkan deklarasi," kata Menteri Kato.

Meskipun demikian sumber Tribunnews.com mengungkapkan, hal itu hanya langkah untuk segera bisa mematikan penyebaran infeksi lebih lanjut, apabila deklarasi darurat memang harus diterapkan.

Tokyo Siaga Satu

Berita Rekomendasi

Sementara itu sebelumnya, Rabu (25/3/2020) Gubernur Tokyo, Yuriko Koike melakukan jumpa pers mengenai situasi keadaan Siaga Satu (SS) yang memberikan hak dan memungkinkan langsung dilakukan lockdown.

Baca: Henrikh Mkhitaryan Lebih Pilih Dilatih Paulo Fonseca Dibandingkan Unai Emery

Baca: Doa dan Ucapan Dukacita dari Fadli Zon dan Fahri Hamzah atas Meninggalnya Ibunda Jokowi

"Jepang sebenarnya tidak pakai kata Lockdown (LD) yang juga biasa kita sebut Fuusa (Blokade). Ibaratnya rumah dengan pekarangannya dalam suasana lockdown, kita berada di pintu rumah tersebut, yang masih Siaga Satu," ungkap sumber Tribunnews.com seusai jumpa pers Yuriko Koike, Rabu (26/3/2020) malam.

Dengan diumumkannya status Siaga Satu kemarin yang berarti sudah di lingkungan lockdown, Pemda Tokyo memang dengan mudah mengunci kota apabila keadaan semakin memburuk nantinya.

"Kita masih Siaga Satu dan mungkin ada situasi di mana tindakan keras harus diambil nantinya," tegas Koike kemarin saat jumpa pers.

Pengamatan sangat ketat dilakukan Pemda Tokyo kepada warganya sampai dengan 12 April 2020.


"Apabila dalam kurun waktu tersebut keadaan bertambah buruk dengan cepat, maka Siaga Satu yang ada sekarang langsung hari itu juga akan diumumkan menjadi lockdown atau Toshi Fuusa, karena hak Koike telah ada sejak kini," lanjutnya.

Lalu apa sebenarnya yang membuat suasana Tokyo menjadi semakin parah?

Baca: Fakta PDP yang Jenazahnya Dibongkar Keluarga, Umrah Februari 2020, Sakit, Belum Positif Corona

Baca: 2 Tower di Wisma Atlet Kemayoran Bakal Difungsikan Jika Pasien Virus Corona Membludak

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas