Raja dan Ratu Malaysia Jalani Karantina Dua Pekan, Penyelidikan Dilakukan
Raja dan Ratu Malaysia saat ini tengah menjalani karantina atau isolasi pribadi. Lantaran sebanyak tujuh staf kerajaan dinyatakan positif Covid-19.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM - Raja dan ratu Malaysia saat ini tengah menjalani karantina atau isolasi pribadi.
Lantaran sebanyak tujuh staf kerajaan dinyatakan positif Covid-19.
Melansir Straits Times, Pengawas Keuangan Rumah Tangga Kerajaan, Ahmad Fadli Shamsuddin mengatakan Sultan Abdullah Ri'ayatuddin dan istrinya Tuanku Azizah Aminah Maimunah Iskandariah sudah menjalani tes corona.
Baca: Baru Tiba dari Malaysia, YHT Ditolak Pemilik Kos, Khawatir Bawa Virus Corona
Baca: Wabah Corona di Malaysia, hingga 27 Maret 24 Orang Meninggal, 2.031 Positif dan 215 Sembuh
Kabar baiknya, hasil tes raja dan ratu ini negatif.
Kendati demikian, keduanya memutuskan untuk melakukan karantina selama dua pekan atau 14 hari terhitung Rabu (25/3/2020).
Sementara itu tujuh staf yang terjangkit corona dalam keadaan stabil.
Mereka dirawat di Rumah Sakit Kuala Lumpur.
Ahmad Fadil juga menghimbau Sultan Abdullah agar tidak mengadakan pertemuan pra-kabinet mingguan dengan Perdana Menteri Tan Sri Muhyiddin Yassin.
Bukan untuk saat ini saja tapi sampai situasi pandemi Covid-19 mulai membaik.
“Sambil memuji keputusan pemerintah memperpanjang periode perintah kontrol gerakan (MCO) hingga 14 April, Yang Mulia juga berharap warga Malaysia akan tetap kuat dalam menghadapi masa sulit ini."
"Dan warga terus memberikan dukungan dan kerja sama kepada petugas kesehatan dan personel keamanan,” kata Fadil dilansir The Star.
Saat Hari Kepolisian Nasional ke-213 lalu, Raja juga mengapresiasi kerja kepolisian Malaysia.
Menurutnya polisi berdedikasi penuh menjalankan dan memastikan warga mematuhi MCO.
Langkah ini dilakukan Malaysia untuk melandaikan kurva kasus dan kematian atas inveksi corona.
Sultan Abdullah juga memerintahkan Menteri di Departemen Perdana Menteri atas urusan agama,Datuk Seri Dr Zulkifli Mohamad Al Bakri agar menetapkan tanggal untuk sholat hajat.
Nantinya ibadah ini akan dilakukan di rumah masing-masing untuk berdoa atas musibah Covid-19 di Malaysia.
Beberapa waktu lalu, Zulkifli mengatakan akan menentukan tanggal sholat sehingga masyarakat bisa beribadah bersamaan.
Melansir Malaysia Kini dari Staits Times, Dirjen Kementerian Kesehatan Malaysia Dr Noor Hisham Abdullah mengaku sedang menyelidiki asal muasal virus itu di lingkungan kerajaan.
Dia merujuk pada ketujuh staf kerajaan yang terjangkit Covid-19.
Saat ini Malaysia mengantongi kasus corona terbanyak se-Asia Tenggara.
Menurut catatan World Meters, jumlah kasus per-Jumat (27/3/2020) di negeri jiran adalah 2.031.
Sementara itu angka kematiannya mencapai 24 orang dengan 215 pasien sembuh.
Satu korban meninggal dunia terbaru adalah seorang pasien berusia 35 tahun.
Dikabarkan Tribunnews sebelumnya, Direktur Jenderal Kesehatan Dr Noor Hisham Abdullah menjelaskan, pasien meninggal itu adalah warga Malaysia yang berkunjung ke Indonesia pada awal Maret tahun ini.
"Pasien itu mulai menunjukkan gejala lima hari sebelum dirawat di rumah sakit Kuala Lumpur pada 18 Maret," ujarnya.
Lonjakan kasus Covid-19 di Malaysia berasal dari acara Tabligh Akbar beberapa pekan lalu.
Acara itu terjadi di tengan wabah corona dan dihadiri ratusan orang.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani/Srihandriatmo Malau)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.