Mahasiswi di Jepang Kecewa Wisuda Sarjana Dibatalkan Gara-gara Corona
Reina Sekimoto (22), lulusan universitas swasta di Perfektur Kanagawa pernah mengalami masalah hingga tiga kali dalam bagian penting kehidupannya.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Reina Sekimoto (22), lulusan universitas swasta di Perfektur Kanagawa mengalami masalah hingga tiga kali dalam bagian penting kehidupannya.
"Dulu saya gagal merayakan upacara hari dewasa saat usia menjadi 20 tahun, hari kedewasaan, karena ditipu sebuah perusahaan penyedia pakaian kimono," ungkap Reina Sekimoto (22).
Dampak insiden Hare no Hi, penipuan si penyedia jasa sewa kimono untuk hari kedewasaannya, cukup membuat trauma hingga kini.
Baca: Hasil Tes, Mantan Presiden SBY Dinyatakan Negatif Covid-19
Baca: PSHK: Penerbitan PP Harus Disertai Penetapan Status Darurat Kesehatan
Belum hilang trauma yang dialaminya tersebut, lagi-lagi Sekimoto harus mengalami kekecewaan dalam kehidupannya.
Bagian yang penting dalam kehidupannya kembali terenggut gara-gara pandemi Covid-19.
Upacara kelulusan dari universitas swasta di Perfektur Kanagawa dihentikan, dan konser peringatan untuk kegiatan klub musiknya juga sangat dikurangi partisipannya.
"Benar-benar penderitaan rangkap tiga," kata dia.
Merusak panggung yang cerah, sebuah tonggak penting dalam kehidupan.
Berpikir peringatan kelulusannya dapat membahagiakannya, ternyata harus dibatalkan.
"Perayaan tidak harus istimewa. Yang penting aku ingin merayakannya begitu saja," kata dia.
Baca: Pendaftar Relawan COVID-19 Mencapai 5.816 Orang, 1.808 Berasal dari Tenaga Medis
Baca: Zaskia Adya Mecca Buat Peraturan untuk 4 Anaknya Selama Mudik ke Yogyakarta
Kesepiannya pun meningkat dan kesedihan kembali lagi.
"Saya memilih kimono sewaan sementara saya bersemangat tentang acara kelulusan 16 Maret. Namun 27 Februari pihak sekolah mengumumkan pembatalan karena terkait Covid-19," ujar dia.
Sekimoto menyatakan benar-benar tidak bisa merasakan akhir kehidupan sebagai mahasiswa.
"Saya merasa seperti dikutuk lagi. Apakah saya memang dikutuk?" kata dia sambil mengenang peristiwa dua tahun lalu ditipu perusahaan persewaan kimono.
Belum selesai dengan kekecewaan itu, pelatihan kerja sebelum bergabung dengan perusahaan, yang dijadwalkan untuk bulan Maret, telah ditunda menjadi April.
"Aku tidak bisa merasakan tonggak sejarah. Perasaan seperti apa aku harus menjadi anggota masyarakat?" tanyanya.
Sekimoto merasa malu dan ingin mendapatkan kembali sebagian dari waktunya yang telah tertumpah di masa lalu itu.
Baca: Update Corona Dunia 29 Maret 2020 Pukul 12.00 WIB: AS 123.750 Kasus, 75.448 Pasien Sembuh di China
Baca: Dokter Tirta Jadi PDP Covid-19, Putuskan Masuk Rumah Sakit karena Punya Riwayat Penyakit Kronis
"Bisa dalam bentuk apa pun. Aku ingin kesempatan untuk melakukan upacara kelulusan dengan benar. Aku ingin berterima kasih kepada mereka yang mendukungku. Terutama kepada orang tuaku yang sangat aku cintai," ujarnya.
Diskusi mengenai Jepang dalam WAG Pecinta Jepang terbuka bagi siapa pun. Kirimkan email dengan nama jelas dan alamat serta nomor whatsapp ke: info@jepang.com