Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Tiga Minggu Jalani Lockdown, Otoritas Spanyol Klaim Ada Penurunan Kasus Baru

Pada Rabu (31/3/2020) ini tiga minggu sudah Spanyol menjalani karantina nasional atau lockdown.

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Sri Juliati
zoom-in Tiga Minggu Jalani Lockdown, Otoritas Spanyol Klaim Ada Penurunan Kasus Baru
AFP/JOSEP LAGO
Anggota Unit Darurat Militer (UME) melakukan desinfeksi umum di binatu fasilitas perawatan yang diperpanjang Sant Antoni di Barcelona, Spanyol, Jumat (27/3/2020). 

TRIBUNNEWS.COM - Sudah tiga minggu, Spanyol menjalani karantina nasional atau lockdown per Selasa (31/3/2020) ini .

Diberitakan sebelumnya, Spanyol melakukan lockdown nasional lantaran jumlah pasien terinfeksi mencapai 6.000 kasus.

Sementara hari ini Selasa (31/3/2020), Spanyol sudah mencatat 87.956 kasus secara total.

Sementara itu, angka kematian mencapai 7.716 dan jumlah pasien sembuh 16.780.

Besarnya angka kematian, membuat pemerintah Madrid berinisiatif melakukan penghormatan pada korban jiwa akibat pandemi ini.

Kini setiap hari, gedung pemerintahan harus memasang bendera setengah tiang.

Para petugas pemerintahan harus berdiam diri selama satu menit sebagai tanda penghormatan ini.

Berita Rekomendasi

Melansir BBC, pada Senin (31/3/2020) kemarin, ada 6.400 kasus baru dikonfirmasi.

Baca: UPDATE Corona Hari Ini, 31 Maret 2020: Kasus di Italia Tembus 100 Ribu, Spanyol Lampaui China

Baca: Update Covid-19 di Berbagai Negara: Masa Berkabung di Spanyol & Lockdown di India

Meski tampak sebagai angka yang besar, tapi itu adalah jumlah peningkatan terendah dalam seminggu.

Ini terjadi setelah pemerintah memperketat lockdown dan menyuruh pekerja tidak penting untuk bekerja dari rumah selama dua minggu.

Menteri Luar Negeri Arancha González mengatakan, angka kasus corona Spanyol menunjukka, kurva kasus infeksi tampaknya perlahan rata.

Pemerintah berharap puncak wabah virus akan semakin dekat.

Sebab setelah itu kasus baru dan kematian diperkirakan akan menurun.

Catalonia, di daerah Basque dan ibu kota Madrid tetap menjadi daerah yang paling terdampak.

Pemadangan salah satu rumah sakit di Spanyol dengan pasien virus corona yang membeludak.
Pemadangan salah satu rumah sakit di Spanyol dengan pasien virus corona yang membeludak. (KOLASE - @newsflash via dailymail)

Sebelumnya, lockdown total untuk menahan penyebaran virus telah dilakukan sejak 14 Maret lalu.

Saat itu, masyarakat Spanyol hanya diizinkan meninggalkan rumah untuk bekerja, membeli makanan dan obat-obatan penting, atau merawat kerabat.

Otoritas Kesehatan, Maria Jose Sierra menilai, tren infeksi harian berubah setelah berlaku pembatasan gerak ini.

Kasus-kasus baru meningkat sekitar 12 persen sehari, dibandingkan dengan 20 persen sebelum 25 Maret.

Kini lockdown kembali diperketat sampai 9 April mendatang.

Namun tantangan yang dihadapi tenaga kesehatan Spanyol masih besar.

Menteri Luar Negeri Spanyol mengaku pembatasan gerak ini ampuh untuk menahan penyebaran wabah.

Sementara itu, pimpinan penanganan pandemi Covid-19 di Spanyol, Fernando Simon dinyatakan positif Covid-19.

Kabar Singkat Covid-19 di Eropa

Sejauh ini, Jerman berusaha menekan angka infeksi agar tidak mencapai skala Spanyol dan Italia.

Namun, Senin (30/3/2020) kemarin, Jerman melaporkan lonjakan kasus sebanyak 4.751, sehingga total menjadi 57 ribu.

Sementara itu, angka kematian sebanyak 541.

Ini merupakan jumlah yang relatif rendah sebab pemerintah melakukan tes yang luas dan mencatat kasus dengan gejala ringan, berbeda dengan negara kebanyakan.

Sistem perawatan kesehatan Jerman juga sangat luas, sehingga relatif bisa mengatasi jumlah pasien yang sakit parah.

Sementara itu, Moskow mulai melakukan lockdown pada 12 juta warganya.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas