Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Facebook dan Twitter Hapus Postingan Pimpinan Dunia Terkait Corona, Dinilai Sebar Informasi Palsu

Krisis kesehatan dunia, yakni pandemi Covid-19 tidak hanya menjadi perhatian negara saja tapi juga sejumlah platform media sosial dunia.

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Whiesa Daniswara
zoom-in Facebook dan Twitter Hapus Postingan Pimpinan Dunia Terkait Corona, Dinilai Sebar Informasi Palsu
Viva Nicaragua
ilustrasi ponsel - Krisis kesehatan dunia, yakni pandemi Covid-19 tidak hanya menjadi perhatian negara saja tapi juga sejumlah platform media sosial dunia. 

TRIBUNNEWS.COM - Agaknya krisis kesehatan dunia yakni pandemi Covid-19 tidak hanya menjadi perhatian negara saja, tapi juga sejumlah platform media sosial dunia.

Facebook dan Twitter menghapus postingan media sosial Presiden Brasil, Jair Bolsonaro.

Menurut pihak Facebook dan Twitter, Bolsonaro telah menyebarkan informasi tidak benar terkait Covid-19.

Pada Minggu lalu, Twitter menghapus dua cuitan Bolsonaro.

Baca: Kunci Pulih dari Corona Menurut Pasien yang Sembuh di Semarang, Hidup Sehat hingga Gembira

Baca: Update Covid-19 Rabu (1/4) Pukul 12.00 WIB: Tembus 859.032 Kasus, AS Tambah 1 Kematian

Cuitan itu adalah postingan video dirinya sedang memuji obat anti malaria, hydroxychloroquine, yang dia klaim sebagai obat virus corona.

Kedua dia menyerukan agar langkah-langkah social distancing atau jarak sosial diakhiri di Brasil.

"Twitter baru-baru ini mengumumkan perluasan peraturannya untuk mencakup konten yang dapat bertentangan dengan informasi kesehatan masyarakat yang disediakan oleh sumber-sumber resmi."

Berita Rekomendasi

"Dan dapat menempatkan orang pada risiko yang lebih besar terjangkit Covid-19," kata juru bicara Twitter kepada Fox News.

Baca: Kumpulan Gambar & Ucapan Hari Raya Nyepi 2020, Cocok Dikirim di Facebook, Instagram hingga WhatsApp

Baca: Seharian Kemarin, 700 Orang Meninggal di Amerika Akibat Corona

Pada sebuah video, Bolsonaro mengatakan bahwa warganya ingin segera bekerja.

"Apa yang saya dengar dari orang-orang adalah bahwa mereka ingin bekerja," kata pemimpin Brasil itu dalam salah satu video.

"Brasil tidak bisa berhenti atau kita akan berubah menjadi Venezuela."

Menyusul Twitter, Facebook juga menghapus video tersebut dari akun Bolsonaro.

Sebelumnya, Twitter diketahui menghapus cuitan Presiden Venezuela, Nicolas Maduro terkait saran perawatan Covid-19 versinya.

Sementara itu, Jumat lalu media berlambang burung ini menghapus tweet pengacara pribadi Presiden AS Donald Trump, Rudy Giuliani.

Presiden Brazil Desak Warga Kembali Bekerja, Bolsonaro Sebut Tidak Ada Lagi Karantina
Presiden Brazil Desak Warga Kembali Bekerja, Bolsonaro Sebut Tidak Ada Lagi Karantina (Al Jazeera Youtube)

Baca: Diumumkan Pertama 2 Maret 2020, Ini Rekap Kasus Corona di Indonesia Sepanjang Maret, 1.528 Positif

Baca: Imbas Corona, Polisi Undur Pengembalian Bukti Tilang ke Kejari DKI

Sama halnya dengan Bolsonaro, dia mengklaim hydroxychloroquine terbukti efektif 100 persen mengobati Corona.

Giuliani mengutip sebuah tweet dari pendiri Turning Point USA, Charlie Kirk.

Juru bicara Twitter mengkonfirmasi bahwa kedua akun mereka telah dikunci sementara.

Jauh sebelum ini pada Oktober 2019 lalu, Twitter pernah mengatakan penghapusan cuitan para tokoh pemerintahan ini karena isi kontennya akan bermasalah.

Beberapa hari lalu, Twitter kembali memperbarui kebijakannya untuk memperluas konten yang dianggap berbahaya.

Baca: Masyarakat Gunakan Disinfektan saat Bersihkan Tubuh dari Corona, dr. Erlina: Itu untuk Benda Mati

Baca: Imbas Corona, Menkeu Sri Mulyani: Rupiah Bisa Tembus Rp 17.500-Rp 20.000

Selain itu juga menghapus postingan yang bertentangan langsung dengan panduan otoritas kesehatan global.

Ketentuan baru ini merujuk pada akun-akun yang mengecilkan manfaat social distancing atau jarak sosial.

Terlebih saat ini dunia sedang menghadapi pandemi Covid-19 bersama.

Sama halnya dengan media sosial Twitter, Facebook juga turut memperbarui kebijakannya.

"Kami menghapus informasi yang salah terkait Covid-19 yang bisa menyebabkan bahaya fisik yang akan terjadi," bunyi peraturan itu.

Baca: 198 RT di 40 Kelurahan Jakarta Timur Ingin Karantina Wilayah Cegah Penyebaran Virus Corona

Baca: Jaga Penjualan Kendaraan di Tengah Wabah Virus Corona, APM Bisa Manfaatkan Media Sosial

Obat anti malaria hydroxychloroquine memang banyak menyedot perhatian dunia beberapa pekan ini.

Awal mulanya adalah munculnya hasil penelitian skala kecil di Perancis yang menemukan hasil positif dari hydroxychloroquine ini.

Tidak lama setelah itu, Trump menulis cuitan tentang obat tersebut.

Tidak hanya obat anti malaria, dia juga menyinggung beberapa jenis obat lainnya.

Hydroxychloroquine dan chloroquine adalah obat anti-malaria, sedangkan Zithromax atau azithromycin merupakan antibiotik.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas