Hari Pertama Deklarasi Darurat di Jepang Ternyata Sekolah Masih Beroperasi
Di Tokyo sebuah Taman Kanak-kanak yang seharusnya diliburkan ternyata masih beroperasi seperti biasa
Editor: Johnson Simanjuntak
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Hari pertama Deklarasi Darurat Jepang yang telah diumumkan PM Jepang Shinzo Abe dan Gubernur Tokyo Yuriko Koike kemarin (7/4/2020) tampaknya masih kurang didengar masyarakat Jepang khususnya pihak sekolah.
Di Tokyo sebuah Taman Kanak-kanak yang seharusnya diliburkan (lihat foto) ternyata masih beroperasi seperti biasa saat Tribunnews.com melihatnya sekitar jam 10:30 waktu Jepang, dengan anak-anak berlari-lari di dalam sekolah dibimbing dan dimonitor para gurunya.
Seorang ibu yang membawa anaknya ke TKK tersebut mengakui tidak ada libur di sekolah tersebut hari ini.
Padahal dengan tegas baik PM Jepang maupun Gubernur Tokyo kemarin menekankan agar semua sekolah termasuk TKK dan kursus apa pun sangat diharapkan libur mulai hari ini sampai dengan 6 Mei 2020.
Sementara itu sekolah menengah prefektur Hyogo menjelaskan kepada siswa cara menghabiskan liburan sekolah sampai tanggal 6 bulan depan.
Baca: 18 Dokter di Tokyo Jepang Dilaporkan Terinfeksi Covid-19 Usai Makan Malam Bersama
SMA Negeri Hyogo di Nagata-ku, Kota Kobe, sebelumnya merencanakan upacara pembukaan yang dijadwalkan diadakan di auditorium.
Namun dibatalkan, dan kepala sekolah meminta siswa untuk mencegah infeksi selama penutupan sekolah dengan merumahkan diri masing-masing. Komunikasi saling menyapa dapat dilakukan lewat internet.
Guru wali kelas menjelaskan bagaimana menghabiskan waktu selama liburan sekolah sampai bulan depan, seperti mengukur suhu tubuh setiap pagi dan melaporkan ke sekolah dengan smartphone, serta penggunaan aplikasi internet.
Selain itu juga tetap membuat jadwal serta mengerjakan pembelajaran.
Kelas lain ditutup demikian pula kegiatan klub sekolah tidak dilakukan, dan siswa meninggalkan sekolah setelah acara briefing dilakukan Kepala Sekolah.
"Saya pikir hidup adalah yang paling penting. Saya ingin keluar, tetapi kali ini akan bersabar tinggal di rumah," ungkap seorang siswa Tanaka kepada Tribunnews.com siang ini (8/4/2020).
Kepala Sekolah Kiyonori Masukawa dari SMA Hyogo mengatakan, “Saya khawatir tentang mengamankan waktu belajar dan menurunnya kekuatan fisik. Meskipun demikian kami semua ingin bekerja sama sesuai himbauan pemerintah Jepang."
Diskusi mengenai Jepang dalam WAG Pecinta Jepang terbuka bagi siapa pun. Kirimkan email dengan nama jelas dan alamat serta nomor whatsapp ke: info@jepang.com