Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pemerintahan Donald Trump Diduga Kuat Abaikan Peringatan Ahli Tentang Ancaman Virus Corona

Pakar sudah meminta pejabat AS agar mengantisipasi potensi krisis dan mengambil langkah signifikan.

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Choirul Arifin
zoom-in Pemerintahan Donald Trump Diduga Kuat Abaikan Peringatan Ahli Tentang Ancaman Virus Corona
SPUTNIK NEWS
Presiden Amerika Serikat Donald Trump 

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Kasus infeksi pertama virus corona (Covid-19) di Amerika Serikat (AS) terjadi pada 21 Januari 2020 di Kota Washington.

Peristiwa itu terjadi enam pekan sebelum pemerintahan Presiden Donald Trump mengambil kebijakan 'agresif' untuk memperlambat penyebaran wabah corona di negaranya.

Terlepas dari klaim Presiden AS Donald Trump bahwa krisis corona di AS tidak dapat diprediksi terkait tahap awal penyebarannya, sebuah laporan dari The New York Times telah mengungkapkan bahwa Pemerintahan Donald Trump mengabaikan peringatan terhadap potensi kemungkinan terjadinya wabah ini di negara itu.

Sikap mengabaikan ini terjadi satu pekan setelah infeksi pertama terkonfirmasi.

Dikutip dari laman Sputnik News, Minggu (12/4/2020), seorang Penasihat Medis senior di Departemen Urusan Veteran, Carter Mecher disebut sebagai orang pertama yang menyampaikan peringatan kepada sekelompok pejabat kesehatan terkemuka di lingkungan administrasi Trump melalui emailnya.

Peringatan ini disampaikan satu pekan setelah kasus pertama didaftarkan.

Baca: Gara-gara Pasien Berbohong, 76 Staf Medis RSUD Purwodadi Harus Jalani Rapid Test

BERITA TERKAIT

Pakar tersebut sudah meminta pejabat AS agar mengantisipasi potensi krisis dan mengambil langkah signifikan.

Ia memperingatkan mereka bahwa wabah ini akan berkembang lebih dari yang bisa dibayangkan. 

Baca: Kisah Jenazah Dokter Dimakamkan Tanpa Menggunakan Peti di TPU Padurenan Bekasi

"Bagaimanapun cara anda berupaya memutus rantainya, ini akan tetap menjadi buruk. Kalian mengolok-olok saya karena berteriak untuk menutup sekolah. Sekarang saya berteriak, tutup kampus dan universitas," tulis Mecher dalam emailnya yang bertanggal 28 Januari 2020 itu.

Baca: Kemarin Dilarang, Kini Ojol Boleh Angkut Penumpang di Wilayah PSBB dengan Protokol Kesehatan

Meskipun beberapa pejabat tinggi, termasuk Penasihat Gedung Putih dan pakar di departemen kabinet serta badan intelijen AS mulai membunyikan alarm tentang potensi ancaman terhadap negara itu, Trump terus bersikap seolah virus ini bukan masalah yang besar.

Baca: SBY Bikin Lagu tentang Virus Corona, Bisa Disimak di Link Ini

Namun akhirnya, pada 31 Januari lalu, pemerintah AS membatasi warganya untuk tidak bepergian ke China, tempat virus corona pertama kali muncul pada Desember 2019 di kota Wuhan.

Ini bertepatan satu hari setelah deklarasi yang dilakukan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tentang corona sebagai 'pandemi' darurat kesehatan global.

Karena sebelumnya, pada 26 Januari, AS mencatat kasus pertama penularan corona yang terjadi di California.

Tiga hari kemudian, kematian pertama pun dilaporkan terjadi di negara bagian Washington.

Situasi kian memburuk pada awal Maret, mendorong Trump untuk mengumumkan kondisi darurat nasional di AS.

Lalu pada 17 Maret, infeksi corona telah terkonfirmasi terjadi pada hampir 50 negara.

Beberapa hari kemudian, Kota New York pun dinyatakan sebagai pusat wabah AS setelah kasus infeksi di kota itu terkonfirmasi mencapai angka 15.000.

Sedangkan pada hari Sabtu kemarin, jumlah total pasien corona di AS telah mendekati angka 530.000, dengan tercatat lebih dari 20.604 kasus kematian dan 32.001 lainnya pulih.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas