Tingkat Okupansi Hotel dan Onsen di Arima Jepang Berkurang 90 Persen
Sekitar 90 persen dari penginapan ditutup, dan sebagian besar restoran dan toko-toko suvenir juga menutup pintunya.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Tingkat okupansi hotel dan penggunaan onsen (pemandian air panas) terkenal di Arima Perfektur Hyogo Jepang berkurang sekitar 90 persen setelah diberlakukannya Deklarasi Darurat Nasional Jepang 8 April lalu.
"Tingkat okupansi berkurang 90 persen dan Arima onsen banyak sekali yang kosong, tak ada tamu," kata Ketua Asosiasi Pariwisata Onsen Arima, Tosen Goshobo (65), Minggu (12/4/2020).
Hal itu terjadi sebagai dampak dari diberlakukannya Deklarasi Darurat Nasional Jepang.
"Meskipun demikian kita tak boleh diam saja. Kita ingin bekerja melatih para koki muda dan meningkatkan daya tarik mereka dan mempersiapkan dimulainya kembali pariwisata daerah ini kalau selesai masa virus corona," ungkapnya.
Arima Onsen di Kita-ku, Kobe telah kehilangan lalu lintas pariwisata karena hujan pada tanggal 12 April kemarin, hari Minggu pertama setelah deklarasi darurat pemerintah dikeluarkan berdasarkan UU Tindakan Khusus Coronavirus Baru.
Sekitar 90 persen dari penginapan ditutup, dan sebagian besar restoran dan toko-toko suvenir juga menutup pintunya.
Beberapa toko menyerah pada sore hari karena terlalu sedikit pelanggan dan segera menutup tokonya.
Hanya hujan terdengar di "kamar belakang Kansai" kota yang sangat tenang itu saat ini.
Baca: Satu Keluarga di Bantul Positif Terinfeksi Virus Corona, Pulang dari Jakarta untuk Berobat di RS
Sebanyak 27 ryokan (tempat penginapan dan biasanya ada pula onsen di Arima) dari 31 ryokan di Arima Onsen ditutup sementara.
Menanggapi deklarasi darurat, pemandian umum "Kinunoyu" dan "Ginnoyu", yang juga digunakan sebagai pemandian air panas kalangan lokal, ditutup sejak 10 April karena tak ada lagi pengunjungnya.
Sebagian besar restoran ditutup di Jalan Yumotozaka, di mana restoran dan toko suvenir berjejer di kawasan itu.
Toko khusus dupa "Arima Koshindo" akan dibuka hanya pada hari Sabtu dan Minggu, dengan toko kedua "Yamato Gokoro" baru dibuka pada tanggal 1 April ini, tetapi perusahaan memutuskan untuk menutup kembali pada sore hari tanggal 12 April.
"Baru-baru ini, toko dibuka, penjualan nol selama berhari-hari. Kini harus kami tutup lagi. Ini adalah pengalaman pertama kalinya dalam tiga tahun terakhir," kata pemilik toko berusia 56 tahun merasa sedih.
Seorang pria dari bisnis penjualan bahan bangunan berkunjung untuk berjalan-jalan dari Kota Takarazuka.
"Ketika saya datang pada awal Maret, masih banyak orang. Sempat berbicara dengan mereka para pengunjung. Tapi kini sama sekali tak ada orang. Sedih ya," kata pria berusia 55 tahun itu.
Diskusi mengenai Jepang dalam WAG Pecinta Jepang terbuka bagi siapa pun. Kirimkan email dengan nama jelas dan alamat serta nomor whatsapp ke: info@jepang.com