Pukuli Karyawan yang Menolak Istirahat di Rumah, CEO Perusahaan di Jepang Ditangkap Polisi
Sadakazu Araki meminta karyawannya beristirahat di rumah. Namun staf tersebut menolaknya dan bahkan menyatakan ingin pergi ke Sendai, Perfektur Miyagi
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Seorang CEO sebuah perusahaan konstruksi di Jepang ditangkap polisi Kota Sakata Perfektur Yamagata karena memukuli karyawannya yang tak mau istirahat di rumahnya sebagai upaya pencegahan penyebaran virus Corona.
"Tanggal 6 April lalu CEO perusahaan konstruksi Yamagata memukuli karyawannya dan kini telah ditangkap polisi," kata sumber Tribunnews.com, Selasa (14/4/2020).
CEO perusahaan konstruksi di Kota Sakata, Sadakazu Araki (46) tanggal 6 April lalu meminta karyawannya yang berusia 20 tahunan beristirahat di rumah karena akan ada deklarasi darurat nasional pencegahan virus Corona yang diumumkan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, 7 April.
Namun staf tersebut menolaknya dan dia bahkan menyatakan ingin pergi ke Sendai, Perfektur Miyagi.
Akibatnya CEO Sadakazu Araki marah dan sekitar jam 20.30 waktu Jepang memukuli stafnya tersebut.
Polisi belum membuat keputusan apakah akan mengganggu penyelidikan.
Karyawan konstruksi itu luka-luka setelah dipukuli pimpinannya.
Baca: Tips Mengasuh Anak agar Tidak Stres Selama Wabah Virus Corona
"Saya ingin dia beristirahat untuk mencegah penyebaran infeksi. Namun, dia tetap bandel mau pergi saja sehingga saya memukulinya," kata CEO terus terang CEO kepada pihak polisi.
Sumber itu menyatakan Polisi tidak mengungkapkan apakah Araki dicurigai atau tidak, karena ternyata ada perbedaan fakta antara situasi yang saat dikonfirmasi dan pernyataannya.
Polisi sedang menyelidiki rincian dari apa yang diduga adanya perselisihan meningkat antara karyawannya dan Sadakazu Araki.
Diskusi mengenai Jepang dalam WAG Pecinta Jepang terbuka bagi siapa pun. Kirimkan email dengan nama jelas dan alamat serta nomor whatsapp ke: info@jepang.com