Jepang Terancam Gelombang Infeksi Virus Corona, Ambulans Ditolak 80 Rumah Sakit
Di Tokyo, dalam satu kasus belum lama ini, sebuah ambulans membawa pria dengan demam dan kesulitan bernapas, ditolak oleh 80 rumah sakit.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Tiara Shelavie
Padahal, Jepang telah lama dipuji karena sistem asuransi berkualitas tinggi dan biaya yang tidak masuk akal.
Para ahli menyalahkan ketidakmampuan pemerintah dan kekurangan Alat Pelindung Diri (APD) bagi para pekerja medis.
Jepang kekurangan tempat tidur rumah sakit, dan peralatan yang cukup bagi tenaga medis.
Sebelumnya, siapa pun yang memiliki virus, baik dengan gejala ringan, dirawat di rumah sakit.
Hal itu justru membuat rumah sakit menjadi sesak dan kekurangan tenaga medis.
"Pengobatan darurat runtuh," ungkap asosiasi Jepang.
Asosiasi menambahkan, dengan menolak pasien, rumah sakit membebani pusat perawatan darurat dan jumlah terbatas.
"Kami tidak dapat lagi melakukan pengobatan darurat seperti biasa," kata dokter di Universitas Osaka, Takeshi Shimazu.
Kekurangan APD, masker, dan pelindung wajah meningkatkan resiko infeksi bagi para pekerja medis.
Kepala Asosiasi Medis Jepang mengatkan, hal tersebut membuat perawatan pada pasien Covid-19 menjadi semakin sulit.
Baca: Menteri Kesehatan Jepang Ajak Dunia Segera Temukan Obat dan Vaksin Virus Corona
Baca: Setelah Isu Corona, Oposisi Jepang Kini Mempermasalahkan Kunjungan Istri Shinzo Abe ke Oita
931 Ambulans Ditolak 5 Rumah Sakit, Berkeliling 20 Menit
Lebih jauh, pada Maret 2020 kemarin, ada 931 ambulans ditolak oleh lebih dari lima rumah sakit.
Bahkan, ambulans tersebut harus berkeliling 20 menit atau lebih untuk mencapai ruang gawat darurat.
Infeksi di sejumlah rumah sakit memaksa para pekerja medis untuk melakukan isolasi mandiri di rumah.