Korea Selatan Beri Klarifikasi, Kabar Kim Jong Un Meninggal Hoaks?
Korea Selatan memberikan klarifikasi terkait kabar Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un meninggal dunia. Kim Jong Un masih hidup dan sehat
Penulis: Daryono
Editor: Ayu Miftakhul Husna
TRIBUNNEWS.COM - Korea Selatan memberikan klarifikasi terkait kabar Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un meninggal dunia.
Dikutip dari CNN, Senin (27/4/2020), Penasihat Kebijakan Luar Negeri Utama Presiden Korea Selatan Moon Jae-in, Moon Chung-in menegaskan Kim Jong Un masih hidup dalam dalam kondisi sehat.
"Posisi pemerintah kita tegas. Kim Jong Un masih hidup dan sehat. Dia telah tinggal di daerah Wonsan sejak 13 April."
"Sejauh ini tidak ada gerakan mencurigakan yang terdeteksi," kata Moon Chung-in.
Diketahui, setelah Kim Jong Un terpantau absen dalam perayaan ulang tahun kakeknya pada 15 April lalu, beragam spekulasi perihal kesehatannya muncul.
Baca: Mengenal Sosok Kim Yo Jong, Adik Kim Jong Un, Sempat Dikeluarkan dari Biro Politik Partai
Kim dikabarkan telah menjalani operasi kardiovaskular dan kondisinya kritis.
Dikutip dari Kompas.com, Wakil direktur kanal Hong Kong Satellite TV mengklaim bahwa Kim Jong Un meninggal, yang kemudian diperkuat keterangan pakar Semenanjung Korea, Jang Sung-min.
Dilansir IBTimes Sabtu (25/4/2020), Chairman The World and Northeast Asia Peace Forum itu menyiratkan kepercayaan bahwa kabar itu benar.
Dikabarkan media bernama Kuki News, Jang mengutip ucapan sumber bahwa pemimpin yang berkuasa sejak 2011 itu berada dalam kondisi serius.
"Kondisi kesehatan Kim Jong Un sangat serius. Kemudian pada pagi ini, pemerintah Korut menyimpulkan mustahil bagi mereka menyelamatkannya," kata Jang.
Jang menerangkan, si sumber itu sempat ditanya apakah dia bersedia untuk memastikan apakah Kim sudah tiada ataukah masih hidup.
Sumber itu kemudian tidak menjawab pertanyaan itu dan menghindari memberi jawaban langsung.
"Hanya itu yang perlu Anda ketahui," kata si sumber.
Baca: Melihat Kenangan Hangat Kim Jong Un Melalui Rosti Kentang Khas Swiss
Berbekal ucapan si informan, Jang kemudian menginterpretasi bahwa Pyongyang telah mengakui adanya desaa desus mengenai kondisi si pemimpin tertinggi.