Penelitian AS Ungkap Manfaat Remdesivir, Mengurangi Waktu Pemulihan Pasien Corona 31 Persen
Remdesivir terbukti efektif melawan virus corona dalam sebuah studi besar dan terbukti obat ini bisa memulihkan pasien dengan cepat.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Miftah
TRIBUNNEWS.COM - Remdesivir terbukti efektif melawan virus corona dalam sebuah studi besar yang membuktikan bahwa obat ini bisa memulihkan pasien dengan cepat.
Remdesivir Gilead Sciences adalah pengobatan pertama yang lulus tes ketat terhadap virus SARS-CoV-2.
Obat ini memiliki kemanjuran yang disinyalir bisa digunakan mengobati pandemi global ini, sebagaimana dikutip dari Al Jazeera.
Baca: 22 Rumah Sakit di Indonesia Uji Klinis Empat Obat Covid-19, Remdesivir Masuk Kategori Potensial
Baca: Obat Remdesivir Gagal Diuji Coba pada Manusia, Salah Satu Obat Eksperimental untuk Corona
Keyakinan terhadap obat ini makin tinggi setelah para ilmuwan mengatakan bahwa vaksin mungkin baru bisa dipasarkan dalam waktu satu tahu atau lebih.
Sementara itu, studi akbar yang mengungkap keberhasilan remdesivir pada Covid-19 dilakukan oleh Institut Kesehatan Nasional AS (NIH).
Pihaknya membandingkan remdesivir dengan perawatan biasa pada 1.063 pasien corona yang dirawat di rumah sakit di seluruh dunia.
Direktur Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular (NIH), Anthony Fauci mengatakan obat ini telah mengurangi waktu yang dibutuhkan pasien untuk pulih hingga 31 persen.
Diketahui rata-rata pasien corona bisa sembuh dalam 15 hari perawatan, namun bagi pasien yang menggunakan remdesivir pulih dalam 11 hari.
Dia juga mengatakan ada kecenderungan kematian lebih sedikit di antara mereka yang menggunakan remdesivir.
Mengenai berbagai klaim ini, hasil penelitian akan diterbitkan dalam jurnal medis.
"Apa yang telah dibuktikan adalah bahwa obat dapat memblokir virus ini," kata Fauci.
"Ini akan menjadi standar perawatan," tambahnya.
"Data menunjukkan bahwa remdesivir memiliki efek positif yang jelas, signifikan, dalam mengurangi waktu pemulihan," sambung Fauci.
Sebuah pernyataan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) mengatakan bahwa mereka telah berbicara dengan Gilead yang berbasis di California mengenai pembuatan remdesivir dengan cepat.