Tak Terlihat Tanda Pascaoperasi pada Kim Jong Un, Korsel Sebut Menghilangnya Kim Bukanlah Hal Aneh
Kim Jong Un disebut-sebut tidak menunjukkan tanda-tanda pasca-operasi. Korsel pun mengatakan, hilangnya Kim beberapa waktu lalu bukanlah hal aneh.
Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Sempat diisukan kesehatannya memburuk, Kim Jong Un ternyata tak menunjukkan tanda-tanda pascaoperasi.
Hal ini disampaikan Komite Intelijen Nasional Korea Selatan (NIC) kepada komite parlemen pada Rabu (6/5/2020).
Dikutip Tribunnews dari Sky News, NIC mengatakan rumor soal kesehatan Kim Jong Un tidak berdasar.
Tak hanya itu, mereka juga mengungkapkan Kim sama sekali tidak menjalani prosedur apapun terkait kardiovaskular.
Selama menghilang dari hadapan publik, sebut NIC, Kim Jong Un melakukan tugasnya secara normal.
Baca: Presiden Putin Anugerahi Kim Jong Un Medali Penghargaan Peringatan Perang Dunia II
Baca: Laporkan Kim Jong Un Sakit Parah, 2 Pembelot Korea Utara Akhirnya Minta Maaf
"Kim Jong Un telah fokus pada konsolidasi urusan internal, seperti pasukan militer dan pertemuan negara-partai, dan kekhawatiran mengenai virus corona semakin membatasi aktivitas publiknya," terang anggota komite, Kim Byung Kee.
"Meskipun Korea Utara menyatakan tidak ada kasus (Covid-19), tidak dapat disangkal ada wabah di sana."
"Mengingat pertukaran orang-ke-orang yang aktif dengan China sebelum menutup perbatasan pada akhir Januari," imbuh dia.
Menurut menteri unifikasi Korea Selatan, Kim Yeon Chul, menghilangnya Kim Jong Un bukanlah hal aneh.
Pasalnya, Korea Utara tengah mengupayakan langkah-langkah untuk mencegah Covid-19.
Kim dilaporkan telah menerapkan beberapa langkah dalam upayanya mengurangi wabah di Korea Utara, sambil mempertahankan harga dan disiplin militernya.
Diketahui, penutupan pembatasan yang dilakukan Korea Utara memicu kenaikan biaya makanan serta panic buying di Pyongyang.
Kim Jong Un pertama kali muncul di hadapan publik setelah 20 hari menghilang.
Kemunculan Kim Jong Un pertama kali diungkapkan oleh media Korea Utara.