Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Peneliti Hong Kong Ungkap Pasien Covid-19 Gejala Ringan Pulih Lebih Cepat dengan 3 Obat Antivirus

Para peneliti di Hong Kong membandingkan mereka yang diberi obat kombinasi dengan kelompok kontrol yang hanya diberi lopinavir-ritonavir .

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Miftah
zoom-in Peneliti Hong Kong Ungkap Pasien Covid-19 Gejala Ringan Pulih Lebih Cepat dengan 3 Obat Antivirus
NICOLAS ASFOURI / AFP
ILUSTRASI - Dalam gambar yang diambil pada 29 April 2020, seorang ilmuwan menunjukkan vaksin eksperimental untuk virus corona COVID-19 yang diuji di Laboratorium Kontrol Kualitas di fasilitas Biotek Sinovac di Beijing. Sinovac Biotech, yang melakukan salah satu dari empat uji klinis yang telah disetujui di China, telah mengklaim kemajuan besar dalam penelitiannya dan hasil yang menjanjikan di antara monyet. 

TRIBUNNEWS.COM - Para peneliti di Hong Kong telah menemukan bahwa pasien yang menderita penyakit ringan yang disebabkan oleh virus corona pulih lebih cepat jika diobati dengan tiga antivirus, segera setelah gejala muncul. 

Dikutip Tribunnews dari Al Jazeera, percobaan kecil ini melibatkan 127 pasien.

Para peneliti membandingkan mereka yang diberi obat kombinasi, terdiri dari terapi anti-HIV lopinavir-ritonavir, obat hepatitis ribavirin dan beberapa pengobatan sclerosis interferon-beta dengan kelompok kontrol yang hanya diberi lopinavir-ritonavir .

Temuan yang diterbitkan dalam jurnal medis The Lancet pada hari Jumat, menunjukkan bahwa, rata-rata, orang yang mendapat obat tiga kali lipat mencapai titik tidak ada virus yang terdeteksi lima hari lebih awal.

Hasil tersebut dibandingkan dengan mereka yang berada dalam kelompok kontrol pada tujuh hari versus 12 hari. 

Baca: Ilmuwan Hong Kong Sebut China Miliki Kasus Corona Empat Kali Lebih Banyak Dibanding yang Dilaporkan

Baca: Manajer Bar di Hong Kong Dipenjara 2 Bulan karena Langgar Aturan Jarak Sosial

ILUSTRASI - Peniliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) melakukan pemekatan ekstrak saat uji Lab obat herbal untuk penyembuhan COVID-19 dan penghambatan pertumbuhan virus corona di Lab Cara Pembuatan Obat Tradisional Baik (CPOTB) Pusat Penelitian Kimia LIPI, Serpong, Tangerang Selatan, Banten, Jumat (8/5/2020). Para peneliti dari LIPI berhasil mengembangkan ramuan tanaman herbal daun Ketepeng dan benalu bermarga dendroptoe sebagai obat penyembuhan COVID-19 dan penghambatan pertumbuhan virus corona, hingga saat ini penemuan tersebut masih dalam proses penelitian dan uji lab yang tidak lama lagi akan dilakukan uji coba penggunaan. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
ILUSTRASI - Peniliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) melakukan pemekatan ekstrak saat uji Lab obat herbal untuk penyembuhan COVID-19 dan penghambatan pertumbuhan virus corona di Lab Cara Pembuatan Obat Tradisional Baik (CPOTB) Pusat Penelitian Kimia LIPI, Serpong, Tangerang Selatan, Banten, Jumat (8/5/2020). Para peneliti dari LIPI berhasil mengembangkan ramuan tanaman herbal daun Ketepeng dan benalu bermarga dendroptoe sebagai obat penyembuhan COVID-19 dan penghambatan pertumbuhan virus corona, hingga saat ini penemuan tersebut masih dalam proses penelitian dan uji lab yang tidak lama lagi akan dilakukan uji coba penggunaan. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

Kwok- Yung Yuen, seorang profesor di Universitas Hong Kong yang terlibat dalam penelitian ini angkat bicara.

"Percobaan kami menunjukkan bahwa pengobatan dini Covid-19 ringan hingga sedang dengan kombinasi tiga kombinasi obat antivirus, dapat dengan cepat menekan jumlah virus dalam tubuh pasien," katanya.

BERITA REKOMENDASI

"(Selain itu juga) meredakan gejala, dan mengurangi risiko pada petugas layanan kesehatan," tambahnya.

Dia mengatakan, ada risiko rendah bagi petugas layanan kesehatan untuk tertulat virus, yaitu ketika virus terdeteksi dan berpotensi menular.

Penelitian ini dilakukan antara 10 Februari dan 20 Maret 2020 di Hong Kong.

Di mana setiap orang yang dinyatakan positif Covid-19 dirawat di rumah sakit.

Para penulis mengakui beberapa batasan dengan uji coba, termasuk bahwa itu adalah "label terbuka".


Orang tahu obat mana yang mereka pakai dan tidak ada plasebo. 

Dalam uji coba, semua pasien menerima perawatan rumah sakit standar sesuai kebutuhan.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas