Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sekolah di Korea Selatan Batal Dibuka karena Gelombang Kedua Wabah Corona dari Klub Malam Seoul

Korea Selatan menunda pembukaan sekolah hingga sepekan ke depan karena wabah Covid-19 gelombang kedua.

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
zoom-in Sekolah di Korea Selatan Batal Dibuka karena Gelombang Kedua Wabah Corona dari Klub Malam Seoul
Ahn Young-joon / AP Photo
Pasangan yang mengenakan masker naik sepeda tandem di sekitar taman di Seoul pada hari Sabtu. Lebih dari 7.000 orang di Korea Selatan telah didiagnosis dengan virus 

TRIBUNNEWS.COM - Korea Selatan menunda pembukaan sekolah hingga sepekan ke depan karena wabah Covid-19 gelombang kedua.

Puluhan infeksi itu dikaitkan dengan klub malam di Itaewon, Seoul.

Dikutip dari NPR, hampir setiap hari ada penambahan kasus dari pengunjung klub malam ini. 

Sejatinya kasus ini bermula dari seorang pria 29 tahunan yang beberapa hari berturut-turut mengunjungi klub malam di Seoul.

Tidak lama kemudian, pria tersebut pada Rabu lalu dinyatakan positif Covid-19.

Seorang pria berbicara kepada seorang perawat selama tes virus corona di sebuah bilik pengujian di luar RS Yangji, Seoul, Selasa (17/3/2020). Sebuah rumah sakit di Korea Selatan telah memperkenalkan
Seorang pria berbicara kepada seorang perawat selama tes virus corona di sebuah bilik pengujian di luar RS Yangji, Seoul, Selasa (17/3/2020). Sebuah rumah sakit di Korea Selatan telah memperkenalkan "bilik telepon" - fasilitas pengujian coronavirus agar staf medis tidak perlu menyentuh pasien secara langsung dan mengurangi waktu disinfeksi. (AFP/Ed JONES)

Masih menurut laporan NPR, sudah ada 102 kasus infeksi yang terkonfirmasi.

Padahal Korea Selatan sudah bersiap membuka pelajaran tatap muka pada Rabu ini.

Berita Rekomendasi

Rencana tersebut sekaligus menjadi bukti kebangkitan negeri gingseng setelah sempat dihujani korban Covid-19.

Sebelum muncul kasus dari klub malam ini, selama berminggu-minggu infeksi harian di Korsel mendekati angka nol.

Melihat hal itu, pemerintah akhirnya melonggarkan pembatasan jarak sosial pada pekan lalu.

Bahkan museum dan perpustakaan umum dibuka kembali setelah 70 hari lebih terkunci.

Semester baru di musim semi biasanya jatuh pada awal Maret.

Namun pandemi telah menundanya sampai empat kali dan diganti dengan pembelajaran online.

Menyoal rencana pembukaan sekolah, pemerintah telah merilis aturan khusus menghindari penyebaran corona di lingkungan pendidikan.

Para guru harus mendesinfeksi dan mengatur ulang meja serta menyediakan masker dan pembersih tangan.

Sekolah diwajibkan mendirikan ruang isolasi untuk terduga terjangkit corona dan memasang kamera seta partisi termal.

Pedoman Departemen Pendidikan bahkan menginstruksikan sekolah untuk menjaga sepertiga dari jendela terbuka ketika AC menyala.

Tetapi kluster klub malam yang terdeteksi hanya seminggu sebelum hari pertama kelas, menimbulkan ketakutan di antara orang tua.

Praktisi pendidikan pun demikian, terlepas dengan semua persiapa cermat yang sudah dilakukan.

Lebih dari 190.000 orang menandatangani petisi presiden yang mendesak sekolah dibuka kembali ingin sekolah ditunda lebih lanjut.

Baca: Sebuah Klub Malam di Korea Selatan Dilaporkan Menjadi Kluster Baru Penyebaran Covid-19

Baca: Intelijen Korea Selatan Beberkan Temuan Terbaru soal Kim Jong Un

Kepala bagian pendidikan Seoul dan provinsi Gyeonggi di sekitarnya, tempat sebagian besar kasus terkait, secara terbuka mengusulkan agar pemerintah merevisi rencananya.

Wakil Menteri Kesehatan, Kim Ganglip dalam jumpa pers pada Jumat lalu, mengatakan terlalu dini membahas penundaan tambahan terkait kasus klub malam Seoul.

"Infeksi sporadis dapat terus terjadi, dan kami mengambil risiko untuk kembali ke kehidupan sehari-hari," jelasnya.

Otoritas kesehatan juga meyakinkan masyarakat bahwa metode pengujian dan pelacakan kontak sudah terbukti mengendalikan gelombang baru infeksi.

Worldometers pada Rabu (13/5/2020) ini mencatat 10.962 kasus infeksi di Korea Selatan, dengan 29 penambahan baru.

Sementara itu korban jiwa akibat wabah di negara ini tergolong sedikit yakni 259 orang.

Berbanding jauh dengan pasien yang sembuh sejumlah 9.695.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas