Wuhan Lakukan Tes Massal pada 11 Juta Warga, Fokus pada Lansia serta Daerah Padat Penduduk
Pemerintah China berencana melakukan tes massal pada 11 juta penduduk dan fokus pada lansia. Ini tanggapan pakar penyakit menular dari AS.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Pejabat berwenang di Kota Wuhan, China memulai upaya melakukan tes massal virus corona pada 11 juta penduduknya, Rabu (13/5/2020).
Rencana tersebut dilakukan karena beberapa infeksi baru ditemukan di kota tersebut.
Lebih lanjut, tes massal pada 11 juta penduduk Wuhan akan berlangsung selama 10 hari.
Dikutip Tribunnews dari Time, China dikenal sebagai negara pertama yang memberlakukan lockdwon sebagai upaya memerangi corona.
Tiongkok juga negara yang pertama kali melonggarkan lockdown setelah tidak ada lonjakan kasus.
Baca: 11 Juta Penduduk Wuhan Kembali Jalani Tes Covid-19, Setelah Kasus dan Klaster Baru Ditemukan
Baca: Jepang Longgarkan Status Darurat, Sementara Wuhan Mulai Pengujian Baru untuk Virus Corona
Fokus pada Lansia
Lebih lanjut, media lokal mewartakan, Komite Kesehatan distrik dan Komite Lingkungan Wuhan akan menguji semua penduduk di wilayah mereka.
Pengujian virus corona akan fokus pada lansia dan daerah berpenduduk padat, dengan populasi bergerak.
Sebagaimana diketahui, kasus pertama virus corona ditemukan di Wuhan pada Desember 2019 lalu.
Selanjutnya, pada akhir Januari 2020, pemerintah me-lockdown seluruh kota dan wilayah sekitarnya.
Diketahui, 50 juta orang dilaporkan berada di bawah aturan lockdown ketat.
Belum lama ini, tujuh kasus baru ditemukan di satu bagian kota di China.
Itu merupakan infeksi lokal pertama yang dilaporkan pemerintah Wuhan selama 35 hari sejak penutupan lockdown pada awal April 2020.
Dr Anthony Fauci Beri Tanggapan
Pakar penyakit menular AS, Dr Anthony Fauci memberikan tanggapan terkait upaya Kota Wuhan.
Dr Fauci memperingatkan, kota dan negara bagian dapat menyaksikan lebih banyak kematian dan kerusakan ekonomi karena Covid-19.
Terutama jika mereka terlalu cepat melonggarkan kebijakan untuk tinggal di rumah.
"Ada resiko nyata akan memicu wabah yang mungkin tidak dapat dikendalikan," ungkap Dr Fauci.
Lebih lanjut, ketegangan dalam menyeimbangkan keselamatan manusia dari virus terhadap krisis ekonomi juga terjadi di negara lain.
Baca: Puluhan Jurnalis Pakistan Positif Terinfeksi Corona Karena Ngotot Bertugas Saat Pandemi
Baca: Ancaman Nyata Jika Liga Italia Dilanjutkan, FIGC akan Diskusikan soal Protokol Kesehatan
Baca: Trump Dikabarkan Tampik Saran Jarak Sosial, dr Fauci: Seringkali Rekomendasi Diambil, Kadang Tidak
Contohnya, Italia yang telah mencabut sebagian pembatasan/lockdown pekan lalu.
Kini, malah terjadi lonjakan besar kasus infeksi virus corona yang dikonfirmasi.
Pun Pakistan, untuk pertama kalinya melaporkan 2.000 infeksi baru dalam satu hari.
Lonjakan itu terjadi setelah Pakistan melonggarkan lockdown sehingga warga berkerumun, berdesakan, dan bepergian ke pasar.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)