10 Ribu Tenaga Medis Iran Terinfeksi Virus Corona
Lebih dari 100 tenaga medis diantaranya telah meninggal karena Covid-19, pada April lalu.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Choirul Arifin
Laporan wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, DUBAI - Sekitar 10 ribu tenaga medis di Iran telah terinfeksi virus corona (Covid-19). Lebih dari 100 tenaga medis diantaranya telah meninggal karena Covid-19, pada April lalu.
Demikian kantor berita Iran ILNA mengutip keterangan Wakil Menteri Kesehatan,Iraj Harirchi, Kamis (21/5/2020) waktu setempat.
Tidak ada data detail disampaikan mengenai tenaga medis yang menjadi korban terpapar Covid-19.
Berdasarkan data Worldometers, Jumat (22/5/2020) pukul 10.00 WIB, terdapat 7.249 orang meninggal dan total kasus positif mencapai 129.341 di Iran.
Iran menjadi negara paling terdampak di Timur Tengah. Di dunia, Iran berada di posisi kesepuluh, persis di bawah Turki.
Baca: M Nuh, Miliarder yang Ngeprank Lelang Motor Listrik Jokowi Sehari-harinya Adalah Buruh Bangunan
Untuk itu Menteri Kesehatan Saeed Namaki memohon kepada warga Iran untuk menghindari perjalanan selama Idul Fitri, untuk menghindari risiko lonjakan baru infeksi corona.
Dalam tradisi, warga Iran sering melakukan perjalanan ke berbagai kota di seluruh negeri untuk menandai akhir bulan Suci Ramadhan.
Baca: Kediaman M Nuh yang Ngeprank Lelang Motor Listrik Jokowi Ada Tulisan Rumah Keluarga Pra Sejahtera
"Saya mendesak Anda untuk tidak melakukan perjalanan selama Idul Fitri. Jelas, perjalanan tersebut berarti akan ada kasus baru infeksi corona...," ujarnya dalam tayangan di televisi Iran.
Baca: Viral 247 Awak Pramugari Batik Air Ajukan Petisi THR, Begini Tanggapan Lion Air Group
"Tidak harus melakukan perjalanan ke dan dari satu daerah, yang berisiko tinggi daerah itu adalah zona merah, " jelasnya.
Baca: Pecah Rekor di H-4 Lebaran, Pemudik Diminta Putar Balik Tembus 4.003 Kendaraan Via Cikarang Barat
"Sekitar 90 persen dari populasi di banyak daerah belum tertular penyakit. Dalam kasus wabah baru, akan sangat sulit bagi saya dan kolega saya untuk mengendalikannya," ucapnya. (Reuters)