Di Balik Teori Konspirasi Virus Corona dan Kekejaman Hitler
Teori konspirasianti Semit ini kemudian dijadikan pembenaran oleh Adolf Hitler untuk membasmi kaum Yahudi lewat Holocaust.
Editor: Hasanudin Aco
Bagaimana Mengenali Teori Konspirasi Pandemi Covid-19?
TRIBUNNEWS.COM - Warga dunia kini sedang berada di tengah pusaran krisis dampak pandemi Covid-19.
Bukan hanya masalah kesehatan dan ekonomi tapi juga krisis psikologis.
Konsekuensi pandemi punya impak berbeda-beda bagi tiap individu.
Tapi ada satu dampak yang sama bagi semua yakni ketidakpastian.
Dan orang tidak suka ketidakpastian.
Mereka ingin tahu, apa yang akan terjadi kemudian dan bagaimana?
Serta apakah semua hal harus dilakukan secara berbeda dari saat sebelum pandemi?
Kondisi seperti inilah yang menghidupkan teori konspirasi di saat terjadi krisis. Pasalnya, teori konspirasi dan berita palsu selalu menawarkan penjelasan yang gampang dicerna terkait kekacauan dan ketidakpastian yang seolah tanpa akhir.
Di saat normalitas yang dikenal banyak orang serasa makin menjauh dari keseharian, biasanya orang-orang cenderung mengikuti narasi yang mengklaim tahu apa atau siapa penyebab krisis.
Kapan teori bisa digolongkan konspirasi?
Sangat sulit untuk menjawab pertanyaan simpel ini.
“Pasalnya hingga kini tidak ada konsensus ilmiah untuk mendefinisikan apa teori konspirasi itu“, ujar Roland Imhoff, ahli psikologi dari Universitas Johannes Gutenberg di Mainz, Jerman.
Imhoff mengatakan dalam wawancara dengan DW, bagi dia teori konspirasi itu adalah
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.