AS Tambah Daftar Blacklist Perusahaan China yang Diduga Terlibat Penindasan Minoritas Uighur
Disebut-sebut, perusahaan dan institusi itu membantu Beijing memata-matai populasi minoritas Uighur
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
Qihoo360 baru-baru ini menjadi berita utama karena mengklaim telah menemukan bukti alat peretas CIA yang digunakan untuk menargetkan sektor penerbangan China.
Departemen Perdagangan AS mengatakan, telah menambahkan perusahaan-perusahaan itu dalam daftar hitam.
Artinya AS bakal membatasi penjualan kepada perusahaan itu.
AS juga akan membatasi beberapa item yang dibuat di luar negeri dengan teknologi Negeri Paman Sam itu.
Namun, perusahaan yang masuk daftar hitam itu dapat mengajukan izin untuk melakukan penjualan.
Tetapi tentu saja harus mengatasi anggapan penolakan.
Lebih lanjut, perusahaan bernama CloudMinds juga dimasukkan ke dalam daftar hitam.
Perusahaan yang mendapat dukungan pendanaan dari Softbank Group Corp ini mengoperasikan layanan berbasis cloud untuk menjalankan robot seperti versi Pepper, robot humanoid yang mampu berkomunikasi sederhana.
Sebetulnya, CloudMinds sudah diblokir sejak tahun lalu karena mentransfer teknologi atau informasi teknis dari unit AS ke kantornya di Beijing.
Di sisi lain, Xilinx Inc mengatakan, setidaknya 1 dari pelanggannya masuk ke dalam daftar hitam.
Tapi pihaknya mematuhi kewenangan Departemen Perdagangan AS.
"Xilinx mengetahui ada penambahan (perusahaan ke dalam blacklist) baru-baru ini Departemen Perdagangan. Kami sedang mengevaluasi setiap dampak bisnis yang potensial," papar pihak perusahaan.
"Kami mematuhi aturan dan peraturan Departemen Perdagangan AS yang baru," tambahnya.
Sebagai informasi, tindakan Departemen Perdagangan AS ini mengikuti tindakan serupa yang terjadi pada Oktober 2019.