Wuhan Lakukan 6,5 Juta Tes Covid-19 Hanya dalam 9 Hari, Tempat Tes Tersebar di Berbagai Wilayah
Kota Wuhan di Provinsi Hubei, China melakukan lebih dari 6,5 juta tes Covid-19 hanya dalam waktu 9 hari.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Kota Wuhan di Provinsi Hubei, China melakukan lebih dari 6,5 juta tes Covid-19 hanya dalam waktu 9 hari.
Langkah ini dilakukan pemerintah untuk mencegah gelombang kedua infeksi di episentrum utama pandemi global ini.
Tes swab ini dilaksanakan di seluruh Kota Wuhan setelah enam kasus infeksi lokal baru muncul lagi di sebuah kawasan padat penduduk pada awal Mei ini.
Keenam kasus tersebut adalah yang pertama sejak Wuhan dibuka kembali oleh pemerintah China, sebagaimana dilaporkan CNN.
Media lokal CCTV melaporkan bahwa sejak 15 Mei hingga 23 Mei, sampel uji swab dikumpulkan dari lebih dari sembilan juta penduduk.
Baca: Orang-orang Kaya asal China Berburu Rumah Mewah di Asia Tenggara, Amankan Harta di Masa Corona
Baca: Giliran Perbatasan India-China Memanas, Dipicu Peningkatan Aktivitas Militer
Dimana jumlah ini lebih dari 80 persen total populasi Wuhan yang sebanyak 11 juta jiwa.
Tes asam nukleat bekerja dengan mendeteksi kode genetik virus dan lebih efektif dalam mendeteksi infeksi terutama pada tahap awal.
Tes ini lebih diutamakan daripada tes antibodi meski lebih mudah dilakukan.
Pengujian massal mengidentifikasi 198 kasus tanpa gejala menurut Health Times, media pemerintah.
Dimana kasus ini mengartikan orang yang terinfeksi virus namun tidak menunjukkan gejala.
Kecepatan dan ruang lingkup pengujian Covid-19 di Wuhan dipromosikan pemerintah setempat sebagai 'pertempuran 10 hari'.
Alhasil angka pengujian ini mungkin telah melampaui atau menyamai kemampuan pengujian corona di banyak negara, termasuk Amerika Serikat.
Pada Jumat saja, Wuhan melakukan 1,47 juta tes menurut CCTV.
Sementara di AS, jumlah tes Covid-19 harian tertinggi yang dilakukan di seluruh negara saat ini adalah 416.183, menurut Universitas Johns Hopkins.
Secara total, Amerika Serikat telah melakukan 14.131.277 tes virus korona sejak pandemi dimulai, menurut data terbaru dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS.
Namun jumlah itu juga termasuk tes antibodi yang dilakukan di beberapa negara bagian.
Dimana tes semacam ini tidak digunakan untuk mendiagnosis infeksi yang ada saat itu tetapi untuk menunjukkan apakah seseorang telah terpapar virus sebelumnya.
Di Wuhan, stan pengambilan sampel didirikan di lingkungan di seluruh kota dengan masyarakat yang patuh mengenakan masker saat ingin tes.
Pada Sabtu lalu, pihak berwenang menyiapkan 231 bilik pengujian tambahan untuk orang-orang yang tidak berkesempatan melakukan tes sebelumnya.
Petugas kesehatan juga melakukan kunjungan dari rumah ke rumah ke beberapa lansia dan penduduk cacat untuk mengambil sampel mereka, menurut laporan Changjiang Daily.
Baca: China Kini Akui Simpan Virus Corona dari Kelelawar di Laboratorium Wuhan, tapi Bantah Ada Kebocoran
Baca: Gegara Corona, Pemerintah Wuhan Larang Perdagangan dan Memakan Satwa Liar
Menurut outlet berita China, Caixin, untuk menguji dengan cepat dan luas, otoritas kesehatan Wuhan menggabungkan beberapa sampel yang diambil dari beberapa individu bersama-sama dan mengujinya dalam satu tabung.
Metode ini dikenal sebagai 'pengujian kolam renang'.
Jika tabung sampel dikumpulkan diuji positif, tes tambahan akan dilakukan pada sampel masing-masing individu secara terpisah untuk menemukan sampel positif, jelas laporan media Caixin.
Namun tidak jelas laporannya terkait persentase sampel di Wuhan yang telah dikumpulkan untuk diuji.
Dikutip dari Worldometers pada Selasa (26/5/2020), China mengalami penambahan infeksi sebanyak 7.
Sehingga kini total kasus infeksi keseluruhan mencapai 82.992.
Tidak ada penambahan di angka kematian maupun jumlah pasien sembuh.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)