Kerusuhan di AS, Trump Terjunkan Tentara dari Garda Nasional untuk Hadapi Demonstran
Kerusuhan yang terjadi di Minneapolis, Amerika Serikat belum bisa dikendalikan aparat keamanan.
Editor: Malvyandie Haryadi
Upaya represi aparat keamanan terjadi di Atlanta, Houston, Los Angeles, dan Denver. Polisi Portland lewat akun resmi mereka menyatakan kerusuhan terjadi di kota dan memerintahkan orang banyak untuk pulang.
"Sebarkan sekarang atau Anda akan terkena gas, proyektil, dan cara lain yang diperlukan untuk membubarkan massa,” twit Portland Police Sabtu subuh waktu setempat.
Portland adalah salah satu dari lebih dari 20 kota di seluruh AS yang menghadapi protes akbar masyarakat sejak Jumat malam.
Sebelumnya polisi Portland mengatakan ada "vandalisme yang signifikan" di kota terkait dengan protes, serta penembakan, meskipun mereka tidak memberikan rincian tambahan.
"Acara ini telah dinyatakan sebagai pertemuan yang melanggar hukum. Jika Anda tidak pulang sekarang, kekuatan akan digunakan untuk membubarkan Anda," lanjut pernyataan polisi Portland.
Belum terkendali
Empat polisi yang membuat George Floyd kehabisan napas hingga tewas, telah diamankan.
Seperti yang diketahui, George Floyd tewas karena kehabisan napas setelah diinjak lehernya oleh seorang polisi menggunakan lutut.
Polisi tersebut bernama Derek Chauvin dan ketiga rekannya ditangkap atas tuduhan pembunuhan tingkat tiga dan pembantaian atas perannya dalam kematian George Floyd.
Aksi keempat polisi itu lantas membuat kemarahan seluruh warga Minneapolis, Minnesota, Amerika Serikat.
Baca: Kasus George Floyd Tewas di Tangan Polisi, Gelombang Protes Muncul di 20 Kota di AS
Baca: Deretan Kasus Kekerasan yang Melibatkan Polisi Pembunuh George Floyd: Derek Chauvin Opsir Bermasalah
Kemarahan warga tersebut membuat kantor polisi Minneapolis dibakar massa, terjadi penjarahan, hingga pemerintah setempat menurunkan Garda Nasional.
Dikutip dari Reuters, pihak berwenang berharap penangkapan Chauvin akan menghilangkan kemarahan publik dan mencegah kerusuhan yang berkelanjutan.
Akan tetapi, pada Jumat (29/5/2020) malam waktu setempat, sekitar 500 demonstran bentrok lagi dengan polisi anti huru hara di luar gedung Precinct Third yang sudah babak belur.
Kerusuhan tersebut membuat pihak berwajib menciptakan daerah penyangga dua blok di sekitar rumah polisi, melepaskan tembakan dengan gas air mata, peluru plastik, dan granat gegar otak, yang menghamburkan kerumunan.