Pengacara George Floyd Sebut Derek Chauvin Lakukan Pembunuhan Berencana karena Saling Kenal
Pengacara George Floyd sebut ex polisi Derek Chauvin niat untuk membunuh si pria kulit hitam. Karena saling kenal dan pembunuhan berlangsung 8 menit.
Penulis: Ifa Nabila
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Pengacara keluarga George Floyd, Benjamin Crump, menyebut tindakan pembunuhan yang dilakukan Derek Chauvin adalah pembunuhan berencana.
Pasalnya, Derek Chauvin dan George Floyd disebut saling kenal, dan aksi penangkapan Floyd pada Senin (25/5/2020) berlangsung beberapa menit hingga akhirnya ia tewas.
Proses Derek Chauvin menindih leher George Floyd dengan lutut yang berlangsung beberapa menit hingga tewas itu memunculkan anggapan ada unsur kesengajaan.
Dikutip Tribunnews.com dari cbsnews.com, awalnya Derek Chauvin didakwa pasal pembunuhan berlapis, yakni tingkat kedua dan ketiga.
Pembunuhan tingkat kedua masuk kategori pembunuhan tidak berencana.
Sementara tiga anggota polisi lain yang saat itu diam saja melihat Derek Chauvin membunuh George Floyd sudah dipecat tanpa dakwaan.
Baca: Donald Trump Anggap ANTIFA Teroris, Mantan Polisi AS Sebut soal Teroris dalam Demo Bela George Floyd
Baca: George Floyd dan Polisi Derek Chauvin yang Membunuhnya Ternyata 17 Tahun Kerja Bersama Jadi Satpam
Pihak pengacara yakin, Derek Chauvin memang ada niatan untuk membunuh.
"Kami pikir bahwa (Chauvin) ada niatan (untuk membunuh)," tegas Crump.
"Karena tak hanya semenit dua menit, tapi lebih dari delapan menit, nyaris sembilan menit dia menindih (Floyd) dengan lutut padahal (Floyd) sudah memohon dilepas karena tak bisa bernapas," terangnya.
Crump melihat apa yang dilakukan Derek Chauvin bukan lagi sekadar menangkap seseorang yang melakukan aksi kriminal, di mana George Floyd awalnya ditangkap karena penggunaan uang palsu.
Prosedur penangkapan George Floyd sudah menyalahi aturan pihak kepolisian hingga menyebabkan nyawa melayang.
Crump yakin pada sidang selanjutnya Derek Chauvin bisa didakwa dengan pasal pembunuhan tingkat satu atau pembunuhan berencana.
"Atas dasar apa, ini sudah bukan tentang menahan seorang pria yang tertelungkup dan terborgol yang bahkan tidak menunjukkan ancaman, tapi pada niat yang disengaja untuk membahayakan orang lain," paparnya.
"Jika itu berakibat kematian, setiap jaksa di Amerika akan menyebut, ini adalah pembunuhan tingkat pertama," imbuhnya.
Crump juga menyinggung latar belakang George Floyd dan Derek Chauvin yang pernah bekerja sebagai petugas keamanan di tempat yang sama.
"Ini akan menjadi aspek yang menarik dalam kasus dan semoga bisa menaikkan dakwaan menjadi pembunuhan tingkat satu karena kami yakin dia (Chauvin) tahu siapa George Floyd," harap Crump.
Baca: Trump Sebut ANTIFA Teroris dalam Demo Bela George Floyd, Anak Jaksa Agung Minnesota Dukung ANTIFA
Baca: Tak Hanya di AS, Ratusan Demonstran Protes Kematian George Floyd di London dan Berlin
George Floyd dan Derek Chauvin Bekerja Bersama 17 Tahun
George Floyd dan petugas polisi yang membunuhnya, Derek Chauvin, ternyata pernah bekerja bersama selama 17 tahun.
Keduanya sama-sama pernah menjadi petugas keamanan atau satpam di sebuah klub di Minneapolis, Minnesota, Amerika Serikat.
Dikutip Tribunnews.com dari kstp.com, hal ini diungkapkan oleh pemilik klub sekaligus restoran El Nuevo Rodeo, Maya Santamaria.
Santamaria menjadi pemilik bangunan klub itu hampir 20 tahun.
Namun ia menjualnya beberapa bulan lalu.
Santamaria menjelaskan, dulunya, George Floyd dan Derek Chauvin bekerja bersama di waktu yang sama pula.
Yang membedakan hanyalah penempatan kerja mereka di bangunan klub itu.
"Mereka bekerja bersama di waktu yang sama, hanya saja Chauvin berjaga di luar sedangkan satpam lainnya (termasuk George Floyd) bekerja di dalam," ungkap Santamaria.
Baca: Demo Bela George Floyd Ricuh, 50 Agen Rahasia Gedung Putih Terluka, Donald Trump Diamankan di Bunker
Baca: TERBARU Aksi Protes atas Kematian George Floyd Menjalar sampai ke Eropa, London Dibanjiri Demonstran
Meski George Floyd dan Derek Chauvin bekerja bersama selama belasan tahun, Santamaria tak tahu pasti bagaimana hubungan keduanya.
Pasalnya, Santamaria mempekerjakan belasan petugas keamanan di tempat itu.
Awalnya, Santamaria tak percaya ketika temannya memberitahu, George Floyd dalam video detik-detik kematiannya adalah pegawainya dahulu.
"Temanku mengirimkan (video) dan berkata, 'Ini orang yang dulu pernah bekerja untukmu', lalu kubilang 'Ini bukan dia'," ujar Santamaria.
"Lalu ketika aku close up (perbesar video) dan aku berkata 'Oh ya Tuhan, ini benar dia'."
"Aku tidak mengenali George sebagai petugas keamanan kami yang dulu karena ia tampak berbeda saat terbaring seperti itu," sambungnya.
Dewan Kota Minneapolis, Andrea Jenkins, dalam wawancaranya dengan MSNBC juga mengungkapkan hal serupa.
Bahwa pelaku pembunuhan dan korbannya pernah bekerja bersama selama 17 tahun.
"Di restoran bernama El Nuevo Rodeo, George Floyd dulu bekerja di restoran itu, dan petugas polisi Chauvin, mereka berdua bekerja di restoran itu selama 17 tahun," terang Jenkins.
"Jadi, polisi Chauvin tahu George, mereka teman kerja dalam waktu yang lama," sambungnya.
(Tribunnews.com/Ifa Nabila)