Rusuh Berlanjut, Donald Trump Dilarikan ke Bunker Bawah Tanah Gedung Putih
Trump menghabiskan waktu hampir satu jam di bunker, yang dirancang untuk digunakan dalam keadaan darurat seperti serangan teroris.
Editor: Sanusi
Di kota-kota besar seperti Washington, Los Angeles, Houston dan Minneapolis, yang telah menjadi pusat kerusuhan, pemberlakuan jam malam pun diperpanjang.
Aksi protes yang paling mendapat perhatian penuh adalah aksi yang terjadi di luar ibukota negara bagian tepatnya di kota kembar St Paul, Minneapolis.
Di wilayah ini, ribuan orang berkumpul sebelum akhirnya berbaris di jalan raya.
"Kami memiliki putra hitam, saudara hitam, teman kulit hitam, kami tidak ingin mereka mati. Kami lelah dengan kejadian ini, generasi ini tidak memilikinya, kami lelah penindasan,” kata Muna Abdi, seorang wanita kulit hitam berusia 31 tahun yang bergabung dalam aksi protes, kepada South China Morning Post.
Ratusan polisi dan pasukan Garda Nasional dikerahkan menjelang aksi protes.
Pada satu titik, beberapa pengunjuk rasa yang telah mencapai jembatan terpaksa berlari mencari perlindungan ketika sebuah truk melaju kencang setelah tampaknya melanggar barikade.
Pengemudi itu kemudian dibawa ke rumah sakit setelah para pengunjuk rasa menariknya keluar dari kendaraan meskipun tidak ada laporan mengenai korban lainnya.
Tidak hanya itu, aksi protes skala besar lainnya juga terjadi di kota-kota besar seperti New York, Miami dan Washington di mana polisi anti huru-hara berbaris di luar Gedung Putih ketika kerumunan orang berkumpul di taman terdekat.
Walikota Washington mengeluarkan perintah jam malam dari jam 11 malam sampai 6 pagi ketika sebuah laporan di The New York Times mengatakan bahwa Presiden Donald Trump telah diselamatkan oleh agen-agen Secret Service ke dalam bunker bawah tanah di Gedung Putih pada Jumat malam seiring terjadinya aksi protes lainnya.
Berita Ini Sudah Tayang di KONTAN, dengan judul: Rusuh, agen Dinas Rahasia AS melarikan Trump ke bunker bawah tanah Gedung Putih!