Tanggapan Aktivis SPEK-HAM soal Komentar Mantan Miss Universe Malaysia yang Tuai Kecaman
Aktivis SPEK HAM menanggapi komentar kontroversial Miss Universe Malaysia 2017 yang menuai kritik keras masyarakat.
Penulis: Widyadewi Metta Adya Irani
Editor: Muhammad Renald Shiftanto
TRIBUNNEWS.COM - Aktivis Solidaritas Perempuan untuk Kemanusiaan dan Hak Asasi Manusia (SPEK-HAM), Fitri Haryani, menanggapi komentar kontroversial Miss Universe Malaysia 2017, Samantha Katie James, yang menuai kecaman publik.
Menurut Fitri, Samantha hanya menyampaikan ucapan semangat bagi warga berkulit hitam di Amerika Serikat dalam menghadapi situasi saat ini.
"Kalau saya menaggapinya, pernyataan tersebut hanya menyampaikan semangat serta saran kepasrahan akan situasi yang dihadapi warga Amerika terutama warga kulit hitam," kata Fitri saat dihubungi Tribunnews.com, Selasa (2/6/2020) malam.
Namun, Manajer Divisi Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Berbasis Masyarakat (PPKBM) itu pun menyayangkan pernyataan Samantha yang menurutnya justru menciptakan blunder.
Baca: Miss Malaysia 2017 Samantha Katie James Tuai Kecaman Setelah Posting tentang Kasus George Floyd
Fitri menuturkan, dengan menyandang status sebagai Miss Universe, semestinya Samantha mampu menyampaikan pesan perdamaian dan memberi dukungan dalam hal penegakan keadilan.
Terlebih, Fitri menambahkan, kasus ini telah menjadi isu mendunia.
"Sebagai orang yang menyandang Miss Universe, semestinya bisa membawa diri dalam setiap pernyataan, seperti bisa menyampaikan pesan perdamaian serta dukungan akan penegakan keadilan."
"Apalagi kasus ini sudah menjadi isu mendunia, setidaknya pernyataan yang disampaikan tidak membikin blunder khalayak umum untuk menerjemahkan," kata Fitri.
Sementara itu, menurut Fitri, kasus George Floyd ini menjadi catatan besar bagi dunia.
"(Kasus George Floyd) menjadi catatan besar bagi dunia, di mana Amerika Serikat sebagai negara yang menjunjung tinggi penegakan HAM kemudian kasus rasisime justru mencuat di negara tersebut," kata Fitri.
Menurut Fitri, kasus ini menambah deretan sejarah panjang perjuangan HAM akan rasisme di Amerika Serikat.
"Sejarah panjang perjuangan HAM akan rasisme di Amerika sendiri bagi warga kulit hitam, karena tidak hanya terjadi saat sekarang," kata Fitri.
"Perbudakan pada kaum kulit hitam sudah terjadi sebelum abad 20, pada abad 20 mencuat kasus rasisme dengan tindakan semena-mena pada kaum kulit hitam di hukum tanpa ada peradilan."
"Kaum kulit hitam dianggap budak bagi kulit putih yang kemudian berdampak pada diskriminasi dalam segala sektor dan bidang ekonomi, sosial, budaya, politik," sambungnya.
Baca: Tindihan Polisi di Bagian Punggung Juga Disebut Penyebab Kematian George Floyd