Gas Air Mata dan Semprotan Merica Berisiko Jadi Penyebab Penularan Corona di Tengah Kerusuhan AS
Pandemi corona bertabrakan dengan protes yang telah berlangsung selama beberapa hari di Amerika Serikat.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Pravitri Retno W
Dibandingkan wabah corona sebelumnya, Covid-19 menyebar lebih mudah di antara orang-orang tanpa gejala atau asimptomatik.
Virus ini sangat menular, karena virus ini keluar dari saluran pernapasan bagian atas, yakni hidung dan mulut.
Meski tingkat kematian berbeda-beda setiap negara, namun risiko penularannya tetap tinggi.
Para pengunjuk rasa atau polisi yang berteriak dapat menyebarkan tetesan virus dimana masker hanya sebagai penghalang yang lemah.
Berpegangan tangan juga bisa menyebabkan penularan.
Aksi demonstrasi tidak memungkinkan dilakukan dengan jarak sosial.
Lalu ratusan, bahkan ribuan orang, akan menghirup udara di tempat yang sama sehingga pelacakan tidak mungkin dilakukan.
Protes juga telah menutup lokasi pengujian di beberapa kota dan negara bagian, termasuk di Los Angeles, Philadelphia dan Jacksonville, dan Florida.
Di saat yang sama, taktik polisi membubarkan massa dengan gas air mata dan semprotan merica justru bisa menjadi media penularan Covid-19.
Kedua alat pertahanan diri itu menyebabkan batuk tanpa henti.
Semprotan merica berbasis minyak menyebabkan air mata, lendir, dan air liur mengalir dari mata, hidung, dan mulut.
Para demonstran yang dipenjara juga berisiko terinfeksi, mengingat tingkat wabah berat ada di penjara.
Empat hari demonstrasi di Las Vegas memberikan contoh bagaimana penularan bisa terjadi di lapangan.
Baca: George Floyd Rupanya Sudah Dinyatakan Positif Virus Corona Sejak April, Terungkap dari Hasil Autopsi
Baca: Aziz Syamsuddin Prihatin Peristiwa Kematian George Floyd di AS
Pengadilan setempat meminta polisi membebaskan orang-orang yang dituduh melakukan pelanggaran ringan.