Gas Air Mata dan Semprotan Merica Berisiko Jadi Penyebab Penularan Corona di Tengah Kerusuhan AS
Pandemi corona bertabrakan dengan protes yang telah berlangsung selama beberapa hari di Amerika Serikat.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Pravitri Retno W
AFP/Samuel Corum
Gas air mata mengepul di antara demonstran dengan polisi saat aksi unjuk rasa atas kematian George Floyd, di luar lingkungan Gedung Putih, Washington DC, Amerika Serikat, Minggu (31/5/2020) waktu setempat. Meninggalnya George Floyd, seorang pria keturunan Afrika-Amerika, saat ditangkap oleh polisi di Minneapolis beberapa waktu lalu memicu gelombang aksi unjuk rasa dan kerusuhan di kota-kota besar di hampir seantero Amerika Serikat. AFP/Samuel Corum
Pengadilan meminta hal ini dengan dalih mengurangi risiko penyebaran Covid-19.
Sebaliknya polisi Las Vegas malah menangkap setidaknya 338 orang selama demonstrasi.
Mereka juga menggunakan gas air mata dan semprotan merica untuk membubarkan massa.
Di sisi lain, wabah corona telah membunuh komunitas Afrika-Amerika lebih banyak daripada kulit putih.
Hal ini disebabkan kesenjangan yang terjadi diantara warga Afrika-Amerika dengan orang kulit putih.
Warga Amerika berkulit hitam kecil kemungkinan membayar cuti sakit, lebih banyak hidup tanpa fasilitas kesehatan yang memadahi, dan sebagian besar pekerja penting yang tidak bisa bekerja dari rumah.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)
Berita Rekomendasi