Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
DOWNLOAD
Tribun

Sama dengan George Floyd, Siapa Adama Traore? Korban Kekerasan Polisi yang Sebabkan Prancis Rusuh

Ribuan orang ambil bagian dalam protes rasisme untuk George Floyd, pria kulit hitam AS yang meninggal di tangan polisi.

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Daryono
zoom-in Sama dengan George Floyd, Siapa Adama Traore? Korban Kekerasan Polisi yang Sebabkan Prancis Rusuh
kstp.com
George Floyd dan polisi yang membunuhnya, Derek Chauvin. 

Alih-alih melepaskan lututnya, polisi yang menindihkan, Derek Chauvin tidak bergeming hingga Floyd tidak sadarkan diri.

Bahkan menurut penyidik, Chauvin menindih leher Floyd selama sembilan menit ditambah beberapa detik saat pria malang ini sudah tidak responsif.

Aksi protes ini membuka luka lama kakak Traore, Assa yang berbicara di tengah aksi demonstrasi itu.

"Hari ini kita tidak hanya berbicara tentang pertarungan keluarga Traore."

"Ini adalah perjuangan untuk semua orang. Ketika kami berjuang untuk George Floyd, kami berjuang untuk Adama Traore," katanya.

"Apa yang terjadi di Amerika Serikat adalah gaung dari apa yang terjadi di Prancis," tambah Assa.

Selain tindakan polisi yang berlebihan, kasus Traore dan George Floyd juga memiliki laporan kematian yang bertentangan.

Berita Rekomendasi

Sama halnya dengan Traore, menurut otopsi awal Floyd dilaporkan meninggal karena masalah jantung bawaan.

Sedangkan otopsi yang dilakukan keluarganya mengatakan Floyd meninggal karena sesak napas akibat tekanan.

Seorang demonstran melemparkan bendera Amerika Serikat ke arah tumpukan barikade yang dibakar saat aksi unjuk rasa atas kematian George Floyd, di dekat Gedung Putih, Washington DC, Amerika Serikat, Minggu (31/5/2020) waktu setempat. Meninggalnya George Floyd, seorang pria keturunan Afrika-Amerika, saat ditangkap oleh polisi di Minneapolis beberapa waktu lalu memicu gelombang aksi unjuk rasa dan kerusuhan di kota-kota besar di hampir seantero Amerika Serikat. AFP/Roberto Schmidt
Seorang demonstran melemparkan bendera Amerika Serikat ke arah tumpukan barikade yang dibakar saat aksi unjuk rasa atas kematian George Floyd, di dekat Gedung Putih, Washington DC, Amerika Serikat, Minggu (31/5/2020) waktu setempat. Meninggalnya George Floyd, seorang pria keturunan Afrika-Amerika, saat ditangkap oleh polisi di Minneapolis beberapa waktu lalu memicu gelombang aksi unjuk rasa dan kerusuhan di kota-kota besar di hampir seantero Amerika Serikat. AFP/Roberto Schmidt (AFP/Roberto Schmidt)

Baca: Prancis, Inggris, Jerman Sesalkan AS Akhiri 3 Sanksi Nuklir Iran

Baca: Gas Air Mata dan Semprotan Merica Berisiko Jadi Penyebab Penularan Corona di Tengah Kerusuhan AS

Otopsi resmi Floyd kemudian mengkonfirmasi bahwa pria malang ini meninggal dalam pembunuhan yang melibatkan 'kompresi leher'.

Aksi ini menyebabkan bentrok antara kepolisian Prancis dengan para pengunjuk rasa pada Selasa (2/6/2020) lalu.

Kepala polisi Paris menolak tuduhan rasisme terhadap pasukannya.

Sekitar 20.000 orang menentang larangan pertemuan massa untuk menghindari Covid-19 demi bergabung dengan demonstrasi.

Meski awalnya berjalan damai, arak-arakan ini tiba-tiba berubah mencekam.

Para demonstran melempari polisi dengan batu dan dibalas polisi dengan gas air mata.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas