Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Bocah 5 Tahun yang Terbunuh di Brasil Dikaitkan dengan Rasisme, Versi #BlackLivesMatter di Brasil

Di tengah mewabahnya virus corona, Brasil mengalami insiden rasisme yang melibatkan seorang bocah dari komunitas kulit hitam.

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Tiara Shelavie
zoom-in Bocah 5 Tahun yang Terbunuh di Brasil Dikaitkan dengan Rasisme, Versi #BlackLivesMatter di Brasil
Deutsche Welle
Bocah 5 Tahun di Brasil Dibunuh karena Rasisme, Versi #BlackLivesMatter di Brasil 

TRIBUNNEWS.COM - Di tengah mewabahnya virus corona, Brasil mengalami insiden rasisme yang melibatkan seorang bocah dari komunitas kulit hitam.

Pada 3 Juni lalu, seorang bocah berkulit hitam bernama Miguel Otávio Santana da Silva meninggal secara tragis di Kota Recife, Pernambuco.

Dia adalah putra dari seorang pembantu rumah tangga, Mirtes Renata Souza yang bekerja di lantai lima sebuah apartemen mewah.

Dikutip dari Deutsche Welle, Souza memiliki majikan keluarga kulit putih. 

Karena sekolah ditutup selama pandemi, Souza hari itu membawa putranya Miguel ke tempat kerjanya.

Baca: Tanggapan Presiden Brasil soal Angka Kematian Covid-19 yang Tinggi: Kematian adalah Takdir

Baca: Dinasihati WHO Agar Perkecil Penularan Wabah, Brasil Malah Ancam Akan Keluar dari Anggota WHO

Sekitar 4.000 pengunjuk rasa mengikuti aksi demo menentang kematian George Floyd dalam protes bertajuk Black Lives Matter di Auckland, Selandia Baru, Senin (1/6/2020). Kematian George Floyd setelah lehernya ditindih lutut polisi berkulit putih di Minneapolis, AS, turut menimbulkan reaksi keras dari banyak orang di berbagai negara.
Sekitar 4.000 pengunjuk rasa mengikuti aksi demo menentang kematian George Floyd dalam protes bertajuk Black Lives Matter di Auckland, Selandia Baru, Senin (1/6/2020). Kematian George Floyd setelah lehernya ditindih lutut polisi berkulit putih di Minneapolis, AS, turut menimbulkan reaksi keras dari banyak orang di berbagai negara. (AFP/MICHAEL BRADLEY)

Souza kemudian mengajak anjing jalan-jalan, seperti yang diperintahkan oleh majikannya, Sarí Gaspar Côrte Real.

Sementara Miguel dia tinggalkan di dalam apartemen itu.

Berita Rekomendasi

Namun bocah lima tahun itu mengikuti ibunya keluar dan sang majikan membiarkan Miguel menaiki lift sendirian.

Rekaman CCTV apartemen memperlihatkan Miguel yang keluar dari lift lantai sembilan dan memanjat melalui pagar balkon.

Tidak lama setelah itu, bocah malang tersebut terjatuh dan meninggal seketika.

Atas bukti tersebut majikan ibunya dituduh melakukan pembunuhan karena lalai.

Sayangnya tersangka bisa bebas dari tuduhan setelah membayar jaminan senilai Rp 54 juta.

"Majikan saya sering mempercayakan anak-anaknya kepada saya."

"Sayangnya, pada saat saya mempercayakan dia dengan putra saya, dia tidak memiliki kesabaran untuk merawatnya dan menjemputnya keluar dari lift," kata Souza, ibu Miguel.

Miguel adalah anak tunggal Mirtes Renata Souza.

Setelah kematiannya, media sosial dibanjiri dengan ekspresi kesedihan, kebencian, dan kemarahan.

Bahkan beberapa netizen menyamakan insiden ini dengan kejadian yang menimpa George Floyd dengan hashtag #BlackLivesMatter.

"Sementara hashtag #blacklivesmatter sedang viral di media sosial, di sini di Brasil kami telah kehilangan anak kulit hitam lain karena rasisme yang mengakar dalam masyarakat kita," tulis sejarawan, Larissa Ibúmi.

"Ini masih merupakan struktur kolonial yang sama yang menurunkan perempuan kulit hitam menjadi pelayan nyonya kulit putih," tambahnya.

Bahkan kegeraman publik atas insiden ini membuahkan tagar #justicapormiguel yang diviralkan para politisi dan aktivis di Brasil.

Sebuah petisi online untuk Miguel telah mendapat lebih dari 680.000 tanda tangan dalam waktu kurang dari 24 jam.

"Sayangnya, kisah Miguel adalah tragedi kehidupan nyata."

"Sementara Mirtes, ibunya, menanggung rasa sakit yang paling buruk, Sarí, bos, membayar jaminan dan bebas untuk pulang ke rumah. Bagaimana jika sebaliknya?" tulis penyanyi pop, IZA di akun Twitternya.

Baca: Brasil Mulai Membuka Negara Disaat Angka Kematian Covid-19 Hampir Duduki Terbanyak Ke-2 di Dunia

Baca: Korban Meninggal Lebih dari 30 Ribu, Brasil jadi Negara Amerika Latin Paling Parah Akibat Covid-19

Petugas kesehatan dari layanan tanggap darurat medis membawa Eladio Lopes Brasil (79), yang terinfeksi virus corona baru, dengan tandu yang akan dipindahkan dengan kapal ambulans dari komunitas Portel ke rumah sakit di Breves, di pulau Marajo, negara bagian Para, Brasil, pada 25 Mei 2020. Layanan kapal ambulan memungkinkan pasien COVID-19 yang kritis dipindahkan di daerah yang sangat terpencil yang dikelilingi oleh air di Brasil.
Petugas kesehatan dari layanan tanggap darurat medis membawa Eladio Lopes Brasil (79), yang terinfeksi virus corona baru, dengan tandu yang akan dipindahkan dengan kapal ambulans dari komunitas Portel ke rumah sakit di Breves, di pulau Marajo, negara bagian Para, Brasil, pada 25 Mei 2020. Layanan kapal ambulan memungkinkan pasien COVID-19 yang kritis dipindahkan di daerah yang sangat terpencil yang dikelilingi oleh air di Brasil. (TARSO SARRAF / AFP)

Meski kesetaraan ras telah diatur dalam hukum, kesenjangan dan diskriminasi yang dialami pekerja rumah tangga dari komunitas kulit hitam makin jelas di tengah pandemi.

Korban pertama Covid-19 di Rio de Janeiro adalah seorang pekerja rumah tangga.

Cleonice Gonçalves (63) menderita diabetes dan terinfeksi virus corona dari majikannya.

Diketahui majikannya tersebut terinfeksi ketika berlibur di Italia pada Maret.

Majikannya dites sesaat setelah kembali, tetapi dia tidak memberi tahu Gonçalves bahwa dia positif corona.

Gonçalves meninggal pada 19 Maret di rumah sakit di pinggiran kota Rio.

Selain itu majikan Souza ternyata juga terinfeksi virus corona, namun Souza diharuskan tetap bekerja dan datang ke rumah majikannya itu.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas