Fox News Minta Maaf karena Tayangkan Grafis Reaksi Positif Pasar Saham Pada Kekerasan Kulit Hitam
Fox News meminta maaf pada hari Sabtu lalu, setelah menayangkan siaran infografis yang menggambarkan reaksi pasar saham terhadap penganiayaan Floyd.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Kantor berita Amerika Serikat (AS) Fox News meminta maaf pada hari Sabtu lalu, setelah menayangkan siaran infografis yang menggambarkan reaksi pasar saham terhadap penganiayaan berujung pembunuhan warga kulit hitam di AS, termasuk George Floyd.
Grafik tersebut mengudara pada hari Jumat lalu selama program live Fox News.
Dikutip dari laman USA Today, Minggu (7/6/2020), grafik itu menunjukkan perubahan pasar saham yang bergerak positif satu pekan setelah pembunuhan Martin Luther King Jr. dan pembunuhan terhadap Michael Brown dan George Floyd yang dilakukan oleh polisi.
Baca: Lego Hingga H&M Sumbang Dana Demi Perubahan Pasca Protes Kematian George Floyd
Baca: Insiden Mobil Goyang di Asahan, di Dalamnya 2 ASN Mesum Tergeletak Tanpa Busana, Mulut Berbusa
Baik Brown maupun Floyd sama-sama tidak bersenjata, saat mereka kehilangan nyawa karena dianiaya polisi kulit putih.
Grafik batang juga menunjukkan perubahan positif sebesar 1,2 persen setelah dilakukannya pembebasan terhadap dua laki-laki kulit putih yang menghadapi persidangan dalam kasus pemukulan brutal terhadap Rodney King pada 1992 silam.
Informasi yang tercantum dalam grafik tersebut pun termasuk 'perubahan persentase' di pasar S&P 500, satu minggu setelah peristiwa.
Seorang juru bicara Fox News mengatakan kepada USA Today dalam sebuah pernyataannya bahwa grafik itu seharusnya tidak ditayangkan dan informasi terkait hal itu seharusnya tidak ditambahkan.
"Infografis yang digunakan pada Laporan Khusus FOX News Channel untuk menggambarkan reaksi pasar terhadap periode bersejarah kerusuhan sipil seharusnya tidak pernah disiarkan di televisi tanpa konteks penuh," ujar jubir Fox News.
Pihaknya pun meminta maaf terkait infografis yang ditampilkan dalam salah satu program Fox News untuk segmen ekonomi dan bisnis.
"Kami meminta maaf atas ketidakpekaan ini, dan kami harap masalah ini tidak ditanggapi dengan serius," kata jubir Fox News.
Sementara itu, kantor berita lainnya termasuk Fortune, Bloomberg dan Wall Street Journal (WSJ) juga telah menyampaikan hasil liputannya terkait pergerakan pasar selama masa kerusuhan sipil.
Perlu diketahui, protes besar-besaran terjadi di seluruh negara bagian AS dalam beberapa pekan terakhir karena kematian Floyd.
Banyak pengunjuk rasa yang menyerukan kesetaraan rasial, aksi protes bahkan turut diwarnai kebrutalan polisi.
Di sisi lain, ada bukti yang menyatakan bahwa pasar saham telah menanggapi aksi protes ini.
Karena saham beberapa perusahaan pembuat senjata dan amunisi melonjak pada pekan lalu, setelah sejumlah aksi unjuk rasa akhirnya berujung kekerasan.
Namun, beberapa faktor pun dianggap berkontribusi terhadap perubahan pasar saham, termasuk bagaimana para investor merespons kinerja pekerjaan negara itu, perilaku konsumennya, dan kinerja industri.
(Tribunnews.com/Fitri Wulandari)