China Semakin Agresif di Laut China Selatan, Politikus PPP Dorong Dialog Damai
Tri Bowo Budi Santoso mengatakan telah terjadi peningkatan eskalasi di Laut Cina Selatan akibat konflik antara Amerika Serikat (AS) dan China.
Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Panglima Komando Operasi Angkatan Udara (Pangkoopsau) I Marsekal Pertama Tri Bowo Budi Santoso mengatakan telah terjadi peningkatan eskalasi di Laut Cina Selatan akibat konflik antara Amerika Serikat (AS) dan China.
Terkait hal itu, Anggota Komisi I DPR Fraksi PPP Syaifullah Tamliha mengatakan eskalasi tersebut memang sudah bisa diprediksi lantaran China menjadikan Pulau Karang, yang diklaim Filipina, sebagai tempat reklamasi dan pangkalan militer.
"Eskalasi di Laut China Selatan memang dalam satu dekade ini memang mengalami tren meningkat. Terutama setelah China menjadikan Pulau Karang, yang diklaim oleh Filipina yamg merupakan sekutu Amerika, menjadi tempat reklamasi dan sekarang dijadikan China sebagai pangkalan militer," ujar Syaifullah ketika dihubungi Tribunnews.com, Kamis (11/6/2020).
Baca: Kepala Bakamla Aan Kurnia: Masalah di Laut China Selatan Punya Potensi Konflik dengan Indonesia
Syaifullah pun meminta Indonesia mendorong adanya dialog damai dalam forum internasional demi mengurangi ketegangan kawasan Laut China Selatan.
Apalagi Indonesia merupakan anggota tidak tetap DK PBB.
"Indonesia sebagai anggota tidak tetap DK PBB perlu mendorong adanya dialog damai dalam forum internasional untuk mengurangi ketegangan kawasan Laut China Selatan," kata dia.
Selain itu, politikus PPP tersebut juga meminta adanya peningkatan pengawasan oleh pihak militer Indonesia yang berkonflik dengan China di laut utara Pulau Natuna.
"Khususnya pada ZEE yang juga diklaim mereka sebagai laut tradisional bagi nelayan mereka untuk menangkap ikan yang dikenal sembilan garis putus-putus," tandasnya.