Korut Gertak AS Tak Usah Campuri Urusan Hubungan Dengan Korsel Kalau Ingin Pilpres 2024 Lancar
Bahkan, Korut mengingatkan agar AS tidak usil bila ingin pemilihan Presiden yang digelar tahun ini lancar.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, PYONGYANG - Dikritik Amerika Serikat mengenai keputusannya menghentikan komunikasi dengan Korea Selatan, Pyongyang balik menggertak negeri Paman Sam.
Korea Utara meminta Washington agar takmencampuri urusan hubungan negeri itu dengan Korea Selatan yang sedang memanas, saat ini.
Bahkan, Korut memperingatkan agar AS tidak usil bila ingin pemilihan Presiden yang digelar tahun ini lancar.
Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan kantor berita KCNA, Kamis (11/6/2020), seorang pejabat senior Kementerian Luar Negeri Korea Utara mengecam sikap AS yang kerap 'merugikan pihak Korut dari belakang' sebagai sikap yang 'menjijikkan'.
Baca: Cara Klaim Token Listrik Gratis PLN Bulan Juni, Login www.pln.co.id, atau Lewat WA 08122-123-123
Baca: Cara Klaim Token Listrik Gratis PLN Bulan Juni, Login www.pln.co.id, atau Lewat WA 08122-123-123
Baca: Jadwal Coppa Italia Akhir Pekan Ini: Juventus Jamu AC Milan, Inter Milan Lakoni Laga Tandang
Baca: FAKTA Driver Ojol Ternyata Positif Corona setelah Dimakamkan Secara Normal, Keluarga akan Ditracing
Washington diperingatkan untuk 'tidak bicara dan ikut campur lebih dahulu dalam hubungan internal antar Korea' ungkap Kwon Jong Gun, Direktur Jenderal dari Departemen Humas AS jika ingin menghindari ketegangan dan memastikan kelancaran pemilu presiden AS pada November mendatang.
Ancaman implisit itu disampaikan satu hari sebelum peringatan dua tahun pertemuan antara Kim Jong Un dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump di Singapura, di mana dua pemimpin itu bertatap dan berjabat tangan untuk pertama kalinya.
Negosiasi tentang program nuklir Korea Utara telah menemui jalan buntu sejak gagalnya pertemuan kedua Trump dan Kim di Hanoi tahun lalu.
Pakar analis menyebutkan pihak Pyongyang tidak mengambil langkah-langkah substantif untuk menyerahkan senjata tapi kebuntuan itu membuat mereka frustrasi atas kurangnya konsesi.
Ditambah dengan adanya aktivitas pembelot dan aktivis di perbatasan Korea Selatan-Korea Utara yang menyebar pesan propaganda anti-Kim atau anti Pyongyang.
Hal itu mengubah kemarahan Pyongyang terhadap Seoul daripada Washington, dengan sikap Korut yang melakukan serangkaian tes senjata dalam beberapa bulan terakhir.
Sejak pekan lalu, hal itu telah menjadi serangkaian isu pedas dengan Korea Selatan dan pada Selasa kemarin pihak Korea Utara mengumumkan pemutusan semua saluran komunikasinya dengan tetangganya itu.
Keputusan itu direspons oleh AS sebagai keputusan yang 'mengecewakan'.
Seoul dan Washington sendiri memang merupakan sekutu dalam keamanan dan AS sendiri menempatkan 28.500 tentaranya di perbatasan Korea Selatan untuk melindungi negara itu dari tetangganya.
Pyongyang dikenai beberapa sanksi dari Dewan Keamanan PBB atas program senjata yang dilarang tapi justru malah melakukan serangan uji senjata pada beberapa bulan terakhir.
Uji senjata Pyongyang dikatakan pihak mereka sendiri sebagai sistem peluncuran roket ganda meski Jepang dan AS menyebut senjata itu sebagai rudal balistik. (Miranti Kencana Wirawan)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Jika Ingin Pilpres Lancar, Korea Utara Peringatkan AS Tidak Ikut Campur"