Sejumlah Pasukan Garda Nasional AS Positif Corona, Pengunjuk Rasa Didesak Lakukan Tes
Dalam aksi unjuk rasa saat itu, banyak demonstran mengenakan masker tapi sedikit juga mereka yang tidak mengenakannya.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Pemerintah Washington DC mendesak warga yang berpartisipasi dalam aksi unjuk rasa memprotes kematian warga kulit hitam George Floyd untuk segera melakukan tes virus corona (Covid-19).
Pemerintah Washington bergabung dengan pemerintah lokal lain, termasuk Boston, Dallas dan negara bagian New York, meminta para demonstran untuk segera menjalani tes.
Ribuan orang membanjiri jalan dalam aksi demonstrasi di tengah pandemi yang telah menjangkiti hampir 2 juta orang Amerika dan menewaskan sekitar 112.000 orang.
"Jika Anda khawatir bahwa Anda terpapar saat keluar dari lingkungan masyarakat atau ikut di salah satu demonstrasi, kami mendorong Anda untuk melakukan tes... antara tiga hingga lima hari, tidak lebih cepat dari itu, " ujar Wali Kota Washington, Muriel Bowser, kepada wartawan seperti dilansir Reuters, Kamis (11/6/2020).
Pemerintah setempat mendorong para pengunjuk rasa untuk melihat sendiri tanda dan gejala penyakit pernapasan dan Covid-19.
Otoritas setempat juga mendorong mereka untuk bekerja dari rumah, jika mungkin, selama 14 hari dan membatasi pergerakan.
Meskipun pejabat kesehatan Washington LaQuandra Nesbitt mengatakan, pembatasan tersebut tidak sama dengan tindakan karantina.
AS telah meningkatkan ketersediaan tes Covid-19 gratis, termasuk tes Covid-19 di markas pemadam kebakaran pada malam hari dan akhir pekan.
Seruan agar pengunjuk rasa melakukan tes Covid-19 juga disuarakan para ahli kesehatan masyarakat, termasuk atas ahli penyakit menular AS Anthony Fauci, telah memperingatkan aksi demonstrasi dapat menyebabkan lonjakan jumlah kasus Corona.
Sebelumnya dilaporkan sejumlah personil tentara Garda Nasional Washington DC dinyatakan positif terinfeksi virus corona (Covid-19), setelah mereka diturunkan menjaga aksi unjuk rasa memprotes kematian warga kulit hitam, George Floyd di ibukota AS.
Juru bicara Garda Nasional Washington DC Letnan Kolonel Brooke Davis mengatakan tidak bisa mengungkapkan jumlah persis yang terinfeksi Covid-19 karena alasan "keamanan operasional."
Dia mengatakan mereka terinfeksi Covid-19, setelah 1.700 personil diterjunkan untuk mengamankan aksi unjuk rasa yang meletus di depan Gedung Putih dan di tempat lain, setelah pembunuhan George Floyd oleh petugas polisi Minneapolis.
Personil Garda Nasional digerakkan oleh Walikota dan kemudian pemerintah federal AS pada 1 Juni untuk membantu menjaga ketertiban, setelah aksi unjuk rasa berubah menjadi kerusuhan dan penjarahan.
"Personil yang diturunkan, diperiksa Covid-19 sebelum dan setelah diturunkan," kata Davis.
Dalam aksi unjuk rasa saat itu, banyak demonstran mengenakan masker tapi sedikit juga mereka yang tidak mengenakannya.
Begitu juga dengan banyak penegakan hukum dan personil keamanan banyak tidak mengenakan masker.
"Personil Garda Nasional menerapkan social distancing dan menggunakan APD di tempat-tempat praktis tetap berlaku," kata Davis.
Sejauh ini Covid-19 telah memakan korban jiwa hampir 112.000 orang di Amerika Serikat.
Total kasus terkonfirmasi positif Covid-19 ada sekitar 2 juta orang, dari total seluruh dunia 7,2 juta orang. (Reuters/AFP/Channel News Asia)