India Imbau Dua Perusahaan Milik Pemerintah Tak Gunakan Peralatan Telekomunikasi China
India mengatakan kepada dua perusahaan telekomunikasi milik pemerintah untuk tidak menggunakan peralatan telekomunikasi China.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Muhammad Renald Shiftanto
TRIBUNNEWS.COM - India mengatakan kepada dua perusahaan telekomunikasi milik pemerintah untuk tidak menggunakan produk telekomunikasi asal China.
Pemerintah setempat mengimbau agar perusahaan-perusahaan tersebut menggunakan peralatan komunikasi lokal daripada China.
Perintah ini untuk mengingkatkan jaringan seluler mereka menjadi 4G.
Langkah yang diambil New Delhi ini dilakukan di tengah serangan balik terhadap perusahaan-perusahaan dari China.
Baca: Konflik India-China: Pasca Bentrok 3 Hari di Lembah Galwan, Pasukan China Bebaskan 10 Tentara India
Baca: Mengukur Kekuatan Militer India dan China dalam Konflik Perbatasan, India Dianggap Berpengalaman
Sebelumnya, 20 tentara India tewas di tangan Pasukan Tiongkok dalam sengketa perbatasan Himalaya pekan ini.
Dikutip Tribunnews dari Al Jazeera, narasumber mengatakan, arahan tersebut ditujukan untuk perusahaan telekomunikasi China Huawei dan ZTE, setelah India tahun lalu mengumumkan rencana hampir 8 miliar dolar AS, beberapa di antaranya diperuntukkan untuk peningkatan jaringan, untuk membantu operator yang merugi.
Operator yang merugi tersebut antaranya yakni Bharat Sanchar Nigam Limited (BSNL) dan Mahanagar Telephone Nigam Limited (MTNL).
"Karena rencana itu akan didanai oleh uang publik, mereka [BSNL, MTNL] harus berusaha memastikan mereka membeli peralatan buatan India," sumber pemerintah, yang menolak disebutkan namanya.
Baca: Antisipasi Memanasnya China-India dan di Laut China Selatan, TNI AL Siagakan Kapal Perang
Baca: Sanksi AS Bikin Rusia Ikuti Jejak China, Ngegas Produksi Emas
Departemen Telekomunikasi India tidak menanggapi permintaan untuk komentar.
Kepala BSNL dan MTNL tidak menjawab panggilan atau pesan yang meminta komentar.
Huawei menolak berkomentar dan ZTE, yang berpotensi berisiko kehilangan pesanan puluhan juta dolar, tidak menanggapi permintaan komentar.
Kedutaan China di New Delhi tidak segera menanggapi permintaan komentar.
Perusahaan-perusahaan China menghadapi reaksi publik setelah bentrokan terburuk sejak 1967 antara China dan India, di mana sentimen anti-Cina sudah kuat.
Beijing juga mendapat kecaman atas wabah virus corona, dengan kampanye media sosial mendesak warga India untuk memboikot barang-barang China.
Baca: UU tentang Uighur Diteken oleh Donald Trump, Reaksi China: Kami Akan Ambil Tindakan Balasan
Larangan efektif pada penggunaan peralatan jaringan Cina dapat meluas ke perusahaan telekomunikasi swasta seperti Bharti Airtel dan Vodafone Idea yang juga menggunakannya di jaringan mereka.
Lebih jauh, larangan apa pun dapat meningkatkan biaya untuk perusahaan telekomunikasi India.
Terumata perusahaan yang harus lebih bergantung pada perusahaan-perusahaan Eropa, seperti Nokia dan Ericsson.
Ini karena India memiliki keahlian domestik yang terbatas dalam pembuatan peralatan telekomunikasi.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)