Belasan Mayat dan Potongan Tubuh Manusia Ditemukan di Guadalajara Meksiko City
14 mayat manusia ditemukan di perbatasan dengan negara bagian Guanajuato, salah satu negara paling kejam karena aktivitas kelompok kriminal.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, MEXICO CITY - Jaksa negara Meksiko melaporkan sebanyak 16 mayat dan lebih dari dua lusin tas berisi potongan tubuh manusia ditemukan di luar kota Guadalajara, Mexico City.
Penemuan itu diumumkan pada Kamis (18/6/2020) selama sepuluh hari terakhir, di 4 wilayah berbeda di barat negara itu sebagaimana dilaporkan AFP.
14 mayat manusia ditemukan di perbatasan dengan negara bagian Guanajuato, salah satu negara paling kejam karena aktivitas kelompok kriminal dan penyelundupan bensin.
Mayat tiga pria ditemukan di luar sebuah pertambangan timah, bersama mayat seorang wanita yang tangan dan kakinya dipasung, sebagaimana dijelaskan Jaksa.
Baca: Sosok Angelica Simperler, Artis Usia 33 Tahun yang akan Dinikahi Eks Suami Saphira Indah, Awet Muda
Sementara tulang belulang dari 9 pria dan seorang wanita ditemukan di sebuah peternakan kecil.
Ada pun mayat manusia yang dikemas dalam 26 tas yang ditemukan di Guadalajara, salah satu kota terbesar di Meksiko, menurut pihak otoritas masih belum jelas ada berapa banyak orang yang dapat diketahui dari sekian banyak jasad tersebut.
"Lembaga Ilmu Forensik akan menentukan jumlah mayatnya," kata jaksa negara bagian Jalisco, Gerardo Solis.
Pada 2006, presiden saat itu, Felipe Calderon, melancarkan serangan militer yang kontroversial terhadap gerombolan penjahat yang terorganisir yang dikatakan para pakar dan kelompok hak asasi manusia sebagai salah satu penyebab utama meningkatnya kekerasan di Meksiko.
Angka resmi menunjukkan hampir 287.000 pembunuhan telah dilakukan di Meksiko sejak saat itu, meski pun tidak jelas berapa banyak yang terkait langsung dengan organisasi kriminal narkoba. (Kompas.com/Miranti Kencana Wirawan)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Belasan Mayat dan Potongan Tubuh Ditemukan di Meksiko, Diduga Ulah Organisasi Kriminal"