Investor Asing Makin Minat Investasi Di China, Meski Tensi Politik Masih Tinggi
Namun pada saat yang sama, semakin banyak bisnis asing yang dikabarkan berinvestasi di China.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, BEIJING - Selama beberapa tahun terakhir, saat China berupaya mencapai tujuan pembangunannya sendiri, raksasa Asia ini telah membuat langkah untuk meningkatkan akses global ke industrinya.
Negara itu telah melonggarkan pembatasan pada perusahaan asing yang beroperasi di sana.
Mengutip penelitian independen terkemuka yang dilakukan Rhodium, pandemi virus corona (Covid-19) yang terus melanda dunia memang berdampak pada melambatnya pertumbuhan ekonomi global serta memicu ketidakpastian pasar.
Namun pada saat yang sama, semakin banyak bisnis asing yang dikabarkan berinvestasi di China.
Khususnya bisnis yang menopang industri sensitif seperti keuangan dan teknologi.
Seperti yang disampaikan mitra Rhodium, Thilo Hanemann dan Daniel H Rosen dalam sebuah laporan online yang diterbitkan pada 18 Juni lalu.
Baca: Hubungan Taiwan dan China Memanas, Taiwan Pilih Produksi Sendiri Jet Tempurnya
Baca: Fakta-fakta Menarik di Balik Ketegangan Militer India dan China
Baca: Kemnaker Pastikan Kedatangan 500 TKA Asal China Sesuai Prosedur
"Selama 18 bulan terakhir, kami telah mencatat level Merger dan Akuisisi (M&A) asing ke China yang tidak terlihat pada dekade sebelumnya," tulis Hanemann dan Rosen dalam sebuah laporan online.
Dikutip dari laman Sputnik News, Selasa (23/6/2020), laporan tersebut juga menggarisbawahi upaya pemerintah China untuk secara bertahap meningkatkan ruang lingkup industri, di mana bisnis asing diizinkan untuk berpartisipasi, serta mencabut pembatasan tertentu pada operasi milik asing.
"Sebagian besar aktivitas itu telah didorong oleh perusahaan-perusahaan Amerika dan Eropa yang mengambil keuntungan dari batas kepemilikan asing yang lebih longgar atau bertaruh pada permintaan konsumen China," tambah laporan itu.
Para ahli mengklaim bahwa banyak lembaga keuangan asing telah memperoleh saham mayoritas dalam bisnis patungan mereka dengan China, sambil mengajukan izin untuk mengelola lebih banyak bisnis lokal.
Ini terjadi karena China telah melonggarkan pembatasan terkait bagaimana perusahaan asing dapat berpartisipasi dalam pasar keuangannya.
Karena sebelumnya, bank asing besar saja hanya dapat memiliki saham minoritas di anak perusahaan yang mereka operasikan di China.
Mitra pelaksana dari sektor asuransi untuk industri jasa keuangan di Deloitte China, Martin Wong menyebut adanya peluang besar bagi bisnis untuk berkembang di China.