Komandan Militer India dan RRC Bertemu di Tengah Seruan Boikot Barang China
Komandan militer India dan China bertemu pada Senin (22/6/2020) untuk mencoba meredakan ketegangan di perbatasan Himalaya yang menjadi sengketa.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, MUMBAI - Para komandan militer India dan China bertemu pada Senin (22/6/2020) untuk mencoba meredakan ketegangan di perbatasan Himalaya yang menjadi sengketa.
Sebuah sumber pemerintah India mengatakan, para komandan bertemu di Moldo, di sisi China dari Garis Kendali Aktual, yang adalah perbatasan de facto yang membagi wilayah Ladakh di India dan Aksai Chin di China.
"Pertemuan berlangsung beberapa jam, dengan pihak India mendorong China untuk menarik pasukannya kembali ke tempat mereka berada di bulan April," kata sumber pemerintah India.
Baca: Terkait Konflik dengan China, PM India Bebaskan Tentara Ambil Tindakan: Kedaulatan yang Terpenting
China, dalam pertemuan sebelumnya, telah meminta India untuk menghentikan semua pekerjaan konstruksi yang dikatakannya sebagai wilayahnya.
Tentara China dan India terlibat bentrokan fisik dan saling lempar batu, batang logam dan kayu di lembah Galwan, pada Senin pekan lalu.
India mengatakan 20 prajuritnya tewas dalam bentrokan dengan pasukan China.
Baca: Usai China, Kini Giliran Jepang yang Singgung Kekuatan Timnas Indonesia di Piala Asia U-16 2020
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina Zhao Lijian mengatakan dalam sebuah briefing di Beijing pada Senin (22/6/2020), bahwa kedua belah pihak berada dalam komunikasi melalui saluran diplomatik dan militer.
Banyak warga di India meminta pemerintah nasionalis PM Narendra Modi untuk menunjukkan mereka tidak akan diganggu. Ini mengingat penghinaan yang dialami India dalam Perang di perbatasan melawan China pada 1962.
Anggota asosiasi pedagang India membakar barang China di pasar New Delhi, guna mendorong boikot nasional produk yang dibuat di China.
Konfederasi dari semua pedagang India (CAIT), yang mewakili anggota 70 juta pedagang, telah meminta pemerintah federal dan negara bagian untuk mendukung boikot barang China dan membatalkan kontrak pemerintah yang diberikan kepada perusahaan Negeri Tirai Bambu.
"Seluruh negara ini dipenuhi dengan amarah terhadap China dan semua merespon tidak hanya secara militer tetapi juga secara ekonomi," kata Sekretaris Jenderal Nasional CAIT Praveen Khandelwal menulis dalam sepucuk surat kepada kepal Menteri dari beberapa negara bagian India.
Baca: Ketegangan India-China: Tiongkok Klaim Lembah Galwan, Salahkan India Atas Bentrokan di Perbatasan
Di Maharashtra yang makmur, pemerintah mengatakan menunda tiga rencana investasi, termasuk dari Great Wall Motor Co.
"Dalam lingkungan saat ini kita akan menunggu pemerintah federal untuk mengumumkan kebijakan yang jelas mengenai proyek ini," kata Menteri industri Subhash Desai.